Redaksi
Kapolres Blitar bersama Forkopimda Ikuti Giat Lauching Gugus Tugas Polri Dukung Ketahanan Pangan

BLITAR, – Kapolres Blitar bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Blitar turut serta dalam kegiatan peluncuran program tugas Polri mendukung ketahanan pangan.
Acara yang digelar di lahan Perhutani Desa Darungan Kec.Kademangan Kab. Blitar ini merupakan wujud sinergi antara Polri dan pemerintah daerah untuk memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat, pada Rabu(20/11)
Kapolres Blitar, AKBP Wiwit Adisatria melalui Kasi Humas Polres Blitar, menegaskan bahwa Polri memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas pangan, baik melalui pengawasan distribusi maupun pengamanan terhadap potensi gangguan di sektor pertanian dan peternakan.
“Kami siap mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan. Ini adalah tanggung jawab bersama untuk memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan baik,” ujar Kapolres.
Forkopimda juga memberikan dukungannya dalam kegiatan ini, menyampaikan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat ekonomi lokal.
Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi petani, pelaku usaha pangan, dan masyarakat luas, khususnya di Kabupaten Blitar.
Acara ini diakhiri dengan penanaman simbolis penanaman bibit jagung oleh Kapolres Blitar dan anggota Forkopimda, sebagai simbol komitmen bersama untuk mewujudkan ketahanan pangan di wilayah
Blitar.(*/Hms)
Redaksi
SPPG Khusus Pesantren Al Azhaar: Kepala Sekolah dan PIC Penerima Manfaat MBG Diminta Beri Evaluasi

TULUNGAGUNG — Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Khusus Pesantren Al Azhaar Kedungwaru Tulungagung menggelar pertemuan evaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (5/11/2025) di ruang Gedung Dakwah Abi KHM. Ihya’ Ulumiddin.
Kegiatan ini menghadirkan para kepala sekolah, PIC penerima manfaat, perwakilan desa, dan awak media untuk memberikan saran dan evaluasi terhadap pelaksanaan program tersebut.
Dalam acara tersebut turut hadir Danramil Kedungwaru Kapten Infanteri Edy Mulyono, Kapolsek Kedungwaru AKP Karnoto, SH, perwakilan kecamatan, kepala desa Rejoagung dan Kedungwaru, perwakilan puskesmas, serta 17 awak media online.
Perwakilan Puskesmas Kedungwaru, Erni, menyampaikan pentingnya tindak lanjut dari SPPG terkait pengelolaan food waste atau sisa makanan agar program MBG semakin optimal dan ramah lingkungan.
Kepala MI Sakti Modern, Sakti, juga memberikan masukan terkait kualitas nasi yang pernah disajikan.
“Pernah sekali nasi agak keras, semoga bisa diperbaiki ke depan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala SMA Katolik St. Thomas Aquino, Eri Kurniawati, menyampaikan rasa syukur atas manfaat yang dirasakan sekolahnya sejak Januari 2025.
“Program MBG ini sangat membantu mengurangi beban orang tua. Para murid senang karena bisa mendapat makan siang bergizi. Distribusi makanan selalu tepat waktu dan sejauh ini tidak ada kendala berarti,” ujarnya.
Perwakilan awak media online, Junaidi, berharap agar ke depan program MBG juga dapat menjangkau rekan-rekan media sebagai bagian dari dukungan gizi bagi masyarakat yang turut berperan dalam publikasi program pemerintah.
Dari data kesekretariatan, peserta yang hadir berasal dari berbagai lembaga pendidikan dan instansi, di antaranya:
PAUD Anak Bangsa, PAUD Putra Harapan, Balai Desa Rejoagung, SMA Katolik St. Thomas Aquino, SD Negeri Rejoagung, TK DW Wisma Indah, TK IDHATA, PAUD Amaliyah, MI Modern Sakti Permatahati Ibu, SDN 2 Rejoagung, SD Negeri 2 Kedungwaru, SDN 3 Rejoagung, SMPIT Nurul Fikri, SDIT Nurul Fikri, PAUD Aulaadduna, TPA Funnies Baby, TK DW Kedungwaru, TK ABA Pelangi, TPA Insan Kamil, PAUD Aisyiyah, serta PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA Al Azhaar.
Melalui kegiatan ini, SPPG Khusus Pesantren Al Azhaar Kedungwaru berharap program MBG terus berkembang menjadi gerakan pemenuhan gizi yang berkelanjutan dan semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. (DON/Red)
Redaksi
Genting Usang di Proyek Rehab Sekolah Rp 362 Juta, Keselamatan Siswa Dipertaruhkan

TULUNGAGUNG— Proyek rehabilitasi ruang kelas dua SMP negeri di Tulungagung dengan anggaran miliaran rupiah dipertanyakan serius. Hasil pantauan lapangan menemukan kejanggalan, salah satunya penggunaan genteng lama yang dinilai tidak memenuhi standar teknis dan berpotensi membahayakan keselamatan bangunan.
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi rehabilitasi sedang/berat ruang kelas di SMPN 3 Tulungagung dan SMPN 2 Tulungagung pada Tahun Anggaran 2025 menyisakan tanda tanya besar.
Pengawasan lapangan mengungkap sejumlah ketidaksesuaian yang mengkhawatirkan.
Kejanggalan paling mencolok terlihat pada penggunaan material atap. Alih-alih mengganti dengan yang baru, proyek yang dikerjakan oleh CV Mitra Khasanah ini masih mempertahankan genteng-genteng lama.
Genteng ini dinilai tidak lagi memenuhi standar teknis yang aman untuk sebuah bangunan sekolah.
“Hasil pantauan menunjukkan berbagai kejanggalan yang dinilai tidak sesuai, salah satunya atap yang masih menggunakan genteng lama dengan standar teknis dan berpotensi membahayakan keselamatan bangunan,” seperti terungkap dari laporan pengawasan di lapangan.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius terhadap keselamatan ratusan siswa dan guru yang akan menggunakan ruang kelas tersebut.
Genteng yang sudah lapuk dan tidak standar berisiko mudah pecah atau runtuh, terutama saat cuaca ekstrem, yang dapat mengancam jiwa.
Proyek yang digarap Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung ini memiliki pagu anggaran yang tidak kecil, yakni Rp 362.700.000,00. Hingga saat ini, realisasi yang telah dicairkan mencapai Rp 344.848.160,43.
Nilai yang hampir mendekati penyelesaian ini justru semakin menguatkan dugaan adanya pemborosan anggaran atau praktik yang tidak optimal.
Pelaksana pekerjaan, CV Mitra Khasanah, yang beralamat di Ds Sanggrahan RT 04 RW 02, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, belum memberikan penjelasan resmi terkait temuan ini.
Masyarakat, khususnya orang tua siswa, menuntut transparansi dan pertanggungjawaban penuh atas proyek yang menggunakan uang rakyat ini.
Mereka mendesak Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung untuk turun tangan, mengaudit ulang seluruh pekerjaan, dan memastikan standar keamanan bangunan benar-benar terpenuhi sebelum ruang kelas tersebut digunakan. (And/DON)
Editor: Joko Prasetyo
Redaksi
Diterpa Isu Pungutan, SMAN 1 Kauman Tegaskan: Tak Ada Tarikan, Semua Sukarela

TULUNGAGUNG — Di tengah maraknya arus informasi dan beredarnya video yang menimbulkan beragam tafsir publik, SMA Negeri 1 Kauman Tulungagung memilih langkah berbeda, menjelaskan dengan terang, bukan membantah dengan emosi.
Video yang viral di media sosial itu sempat memunculkan dugaan adanya “tarikan” terhadap siswa.
Namun, pihak sekolah dengan sigap memberikan klarifikasi agar informasi tidak semakin liar dan merugikan banyak pihak.
Kepala SMA Negeri 1 Kauman, Agus Sugiarto, S.Pd., M.Pd., menegaskan bahwa tidak ada praktik pungutan liar di lingkungan sekolah yang dia pimpin.
Menurutnya, apa yang selama ini terjadi adalah bentuk sumbangan sukarela dari orang tua siswa yang dilakukan secara transparan dan tanpa paksaan.
“Tidak ada pungutan. Yang ada hanyalah sumbangan sukarela yang telah disepakati bersama melalui rapat komite sekolah,” ujar Agus Kepada 90detik.com dengan nada tenang namun tegas, Sabtu(1/11).
Agus menjelaskan, sumbangan tersebut digunakan untuk mendukung kegiatan pendidikan dan pengembangan sarana belajar yang tidak seluruhnya dapat dibiayai oleh dana BOS.
Pihaknya menambahkan bahwa setiap bentuk kegiatan sekolah tetap mengacu pada peraturan yang berlaku, dengan mengedepankan etika publik, transparansi, dan semangat gotong royong antara sekolah dan wali murid.
“Kami sangat menghormati setiap masukan dari masyarakat. Tapi penting bagi semua pihak untuk memahami konteks sebelum menyebarkan informasi. Sekolah adalah ruang pendidikan, bukan tempat untuk memperkeruh suasana,” imbuhnya.
Pernyataan resmi ini diharapkan dapat meluruskan persepsi publik sekaligus menjadi contoh bagaimana lembaga pendidikan bersikap dewasa dalam menghadapi sorotan publik di era digital.
Dengan sikap terbuka dan komunikasi yang jernih, SMA Negeri 1 Kauman Tulungagung menunjukkan bahwa integritas dan kepercayaan masyarakat hanya bisa dijaga dengan transparansi, bukan pembenaran emosional. (DON/Red)
Nasional1 hari agoProyek JUT Sobontoro Amburadul: Diduga Pokir Wakil Bupati, GMPN Desak Audit dan Penyelidikan
Nasional2 minggu agoKJRA Temui Irjen ATR/BPN RI, Sampaikan Laporan Dugaan Pelanggaran Agraria di Tulungagung
Nasional2 minggu agoRibuan Santri Kepung Pendopo Tulungagung, Protes Tayangan Trans7 yang Dinilai Memojokkan Pesantren
Nasional2 minggu agoSurat ‘Pinjam Pakai’ Jalan Menguap, Warga Tagih Janji PT. IMIT
Redaksi5 hari agoDua Mahasiswi Tewas Tertabrak Bus Harapan Jaya di Tulungagung, Satu Korban Luka Berat
Nasional2 minggu agoRatusan Pengasuh Ponpes di Tulungagung, Tuntut Permintaan Maaf Dugaan Pencemaran Nama Baik Lirboyo
Redaksi6 hari agoProyek APBD Rp 3,9 Miliar di Tulungagung Ditinggal Kabur, Warga: Ini Bukan Pembangunan, Tapi Bencana
Jawa Timur2 minggu agoMeski Trans7 Minta Maaf, Waskita Bersikukuh Tuntut Pencabutan Hak Siar













