Jawa Timur
Murid MA Sains Bina Insan Kamil Tuban Gelar Santunan Yatim dan Wirid Istighfarot 1446 H

TUBAN, 90detik.com – Para murid MA Sains Bina Insan Kamil Tuban mengadakan acara santunan yatim dan wirid istighfarot 1446 H dengan penuh semangat di Desa Tunah, Tuban.
Kegiatan ini diawali dengan persiapan yang dilakukan oleh anak-anak muda usia SLTA sejak pagi, menata tenda dan karpet di lahan lapang Pesantren Sepuh.
Menurut Kepala MA Sains Bina Insan Kamil Tuban, Teguh Pambudi, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kepemimpinan generasi muda dan kepedulian terhadap sesama.
“Pada kesempatan tersebut, santunan yatim disalurkan kepada 19 anak yatim, hadir pula beberapa tokoh masyarakat seperti Ketua Pembina Yayasan, H. Choliq, dan Kiai Sulaiman serta Kiai Ali”, terangnya.
Kemudian, Ketua Dewan Pembina Yayasan Kiyai Imam Mawardi Ridwan, dalam sambutannya menegaskan pentingnya memberikan pendidikan melalui praktek langsung kepada generasi SLTA yang sudah dewasa.
Ia juga mengapresiasi dukungan masyarakat sekitar yang turut mendukung kegiatan yang diinisiasi oleh para murid MA.
Selain itu, pada acara wirid istighfarot, Kyai Muhammad Ali memberikan tausiyah mengenai keutamaan bulan Muharom dan hari Asyuro.
“Saya apresiasi atas kerjasama para murid MA dalam menyelenggarakan acara tersebut, menyatakan bahwa kegiatan ini dipandang sebagai berkah bagi semua pihak yang terlibat”, (Red)
Jawa Timur
Yabika Tuban Gelar Workshop Transformasi Pendidikan dengan AI Generatif

Tuban,— Yayasan Bina Insan Kamil (Yabika) Tuban menyelenggarakan workshop intensif bertajuk Transformasi Pendidikan Melalui AI Generatif di Madrasah Aliyah Sains Bina Insan Kamil Tuban, Sabtu (23/8/2025).
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi Yabika dengan Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) Universitas Brawijaya Malang.
Ketua panitia pelatihan, Teguh Pambudi, menjelaskan bahwa tema utama kegiatan ini adalah optimalisasi efisiensi pembelajaran melalui pembuatan konten video edukasi otomatis berbasis AI generatif.
“Yabika bekerja sama dengan FPMIPA Universitas Brawijaya Malang dalam bentuk workshop yang berkelanjutan. Maka akan ada pendampingan, implementasi, evaluasi, dan monitoring setelah pelatihan ini,” ungkap Teguh.
Workshop dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Yabika, KH. Imam Mawardi Ridlwan, secara daring.
Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya peran konten video dalam proses pembelajaran masa kini.
“Era digital sudah jadi kenyataan. Guru dituntut untuk menghadapinya. Apakah akan menjadi tantangan atau peluang? Itu bergantung pada cara kita menyikapinya,” ujar Abah Imam, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Lembaga Dakwah PWNU Jawa Timur.
Abah imam menyampaikan keprihatinannya atas masih adanya sebagian guru yang belum siap beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
Menurutnya, keterbatasan waktu, keterampilan teknis, dan minimnya akses perangkat sering menjadi hambatan utama dalam pembuatan konten pembelajaran digital.
“Padahal, dengan bantuan teknologi seperti kecerdasan buatan generatif, pembuatan video pembelajaran dari teks bisa dilakukan secara otomatis, lengkap dengan narasi dan animasi,” tambahnya.
Abah Imam berharap pelatihan ini mampu menjawab tantangan tersebut dan menjadi langkah awal bagi para pendidik di lingkungan Yabika untuk lebih terbuka dan aktif dalam memanfaatkan teknologi demi peningkatan kualitas pendidikan. (DON/Red)
Jawa Timur
PCNU Tulungagung Gelar Bahtsul Masail di Pesantren Al Azhaar Kedungwaru

TULUNGAGUNG — Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tulungagung kembali menggelar forum ilmiah bahtsul masail pada Sabtu, 23 Agustus 2025.
Acara yang berlangsung di Pesantren Al Azhaar Kedungwaru ini menjadi ajang musyawarah para ulama untuk merespons persoalan aktual keagamaan yang dihadapi umat.
Ketua LBM PCNU Tulungagung, KH Syafi’ Muharom, menegaskan bahwa forum bahtsul masail adalah bentuk nyata khidmat PCNU kepada umat, sekaligus wadah pengkaderan calon-calon syuriah di berbagai tingkatan.
“Bahtsul masail ini rutin kita gelar sebagai khidmah PCNU Tulungagung. Di sinilah para kader calon syuriah dilatih untuk berpikir kritis dan solutif terhadap persoalan keagamaan masyarakat,” jelasnya.
Dihadiri Para Kiai Sepuh.
Forum bahtsul masail kali ini dihadiri sejumlah ulama dan tokoh penting NU Tulungagung, antara lain KH Mahrus Maryani, KH Anang Muhshin, KH Masyhuri, KH Abdul Kholiq, KH Salim, dan KH Mukhotib, yang turut memberi warna dalam pembahasan dan pengambilan kesimpulan hukum.
Tuan rumah sekaligus pengasuh Pesantren Al Azhaar Kedungwaru, KH. Imam Mawardi Ridlwan, menyampaikan rasa terima kasih karena dipercaya menjadi tempat pelaksanaan kegiatan tersebut.
“Kami bersyukur Al Azhaar dapat diberi amanah untuk berkhidmat kepada NU. Kami selalu siap mendukung kegiatan keilmuan seperti ini,” ujar kiai yang akrab disapa Abah Imam.
Isu Haji Lansia Jadi Topik Utama.
Dalam bahtsul masail kali ini, para peserta membahas kasus aktual terkait calon jamaah haji yang telah lanjut usia namun masih harus menunggu antrean panjang keberangkatan.
Persoalan ini dinilai penting untuk dikaji secara mendalam agar menghasilkan panduan yang aplikatif dan penuh hikmah.
Abah Imam, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Lembaga Dakwah PWNU Jawa Timur, menyoroti pentingnya empati dalam merumuskan hukum fikih, terutama dalam konteks ibadah haji.
“Haji memang wajib bagi yang istitha’ah, yakni mampu secara fisik, finansial, dan aman dari segi perjalanan. Tapi kita perlu dorong kebijakan agar lansia diprioritaskan dalam antrean haji,” tegasnya.
Abah Imam juga menyinggung pandangan sebagian ulama yang menyebutkan bahwa haji tidak wajib dilaksanakan jika berisiko besar terhadap keselamatan jiwa.
Namun, dalam budaya masyarakat Indonesia, belum berhaji sering dianggap sebagai sesuatu yang kurang sempurna secara spiritual, sehingga perlu pendekatan kebijakan yang bijak dan manusiawi.
“Kita berharap para ulama bisa mengeluarkan pandangan fikih yang solutif, dan pemerintah mampu memberikan kebijakan afirmatif bagi calon jamaah haji lansia,” pungkas Abah Imam.
Menuju Fikih yang Kontekstual dan Solutif.
Dengan terselenggaranya bahtsul masail ini, LBM PCNU Tulungagung kembali menunjukkan peran strategisnya dalam menjawab dinamika umat.
Hasil pembahasan diharapkan menjadi pedoman keagamaan sekaligus masukan konstruktif bagi pengambil kebijakan, terutama terkait pelayanan haji di Indonesia. (DON/Red)
Jawa Timur
Blitar Berpesta, Jalan-Jalan Menangis: Anggaran Dikritik, Pesta Dijalankan

BLITAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar menjadi sorotan setelah menggelar perayaan puncak Hari Jadi Ke 701 dengan pesta meriah yang menampilkan artis papan atas, sementara realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tersendat dan infrastruktur publik, khususnya jalan di Blitar Selatan, masih rusak parah.
Perayaan yang digelar beberapa waktu lalu itu dikabarkan menelan biaya hingga ratusan juta rupiah. Angka ini terasa kontras dengan kondisi serapan APBD per Agustus 2025 yang masih berada di level 48%.
Data yang memprihatinkan menunjukkan, dari anggaran yang terserap, 38% di antaranya habis untuk belanja rutin, perjalanan dinas, dan acara seremonial.
Sementara itu, belanja modal untuk pembangunan yang langsung menyentuh hajat hidup orang banyak masih di bawah 10%.
Kondisi ini memantik kecamatan dari berbagai pihak. Ketua Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Kabupaten Blitar, Mujianto S.Sos., M.Si., menyayangkan sikap pemerintah yang dinilai tidak empati.
“Daya beli masyarakat sedang turun, tapi pemerintah malah foya-foya bikin acara seremonial. Itu memalukan! Apalagi masih tega minta-minta sponsor ke pengusaha di saat ekonomi lesu,” tegas Mujianto, pada Rabu (21/8).
Kritik pedas juga disampaikan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar, M. Rifa’i. Ia menduga mandeknya penyerapan APBD dan pembangunan bukan semata kelalaian perangkat daerah (OPD), tetapi bersumber dari kebijakan Bupati yang tidak pro-rakyat.
“Banyak kepala OPD enggan melaksanakan APBD karena mutasi pejabat tak segera dijalankan. Kebijakan Bupati tidak murni untuk rakyat. Semua pembangunan dihentikan, menunggu restu bos-bos tertentu. Bahkan usulan langsung dari masyarakat lewat pokok-pokok pikiran DPRD pun tidak diakomodir,” ungkap Rifa’i.
Rifa’i juga menyoroti inkonsistensi Surat Edaran (SE) Bupati tentang efisiensi anggaran. Menurutnya, efisiensi hanya diberlakukan untuk OPD tertentu, sementara kegiatan seremonial tetap dilaksanakan. “Jadi jelas, ini bukan soal efisiensi, melainkan soal kepentingan,” tambahnya.
Menanggapi polemik ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Blitar, Khusna Lindarti, yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia Hari Jadi, membantah anggaran perayaan berasal dari APBD. Ia mengklaim seluruh biaya ditopang oleh sponsor dari pengusaha.
“Kami mengedarkan proposal kepada para pengusaha untuk mendukung kegiatan ini,” kilah Khusna.
Namun, alasan tersebut justru menuai kritik tambahan. Di saat pemerintah seharusnya menjadi penyelamat ekonomi dengan menggenjot belanja modal yang membuka lapangan kerja dan memperbaiki infrastruktur, Pemkab Blitar justru dinilai sibuk “mengemis” dana swasta untuk sebuah pesta yang manfaat ekonominya bagi masyarakat luas dipertanyakan.
Ironi ini meninggalkan tanda tanya besar tentang skala prioritas pemimpin daerah di tengah jeritan ekonomi dan infrastruktur yang porak-poranda.(JK/Red)
Editor: Joko Prasetyo
- Jawa Timur4 hari ago
Pemerintah atau Parade Borjuis? Jalan Rusak Diabaikan, Pengadaan Mobil Mewah Pejabat Diprioritaskan
- Nasional4 hari ago
Gugat Tanah Adat, Warga Geruduk DPRD Tulungagung: Proyek Pemakaman Elite Diduga Ilegal
- Budaya2 minggu ago
Marching Band Mustika Nada SDN 2 Karangrejo Kampak Trenggalek Bikin Heboh, Lantunkan Lagu “Cinderella”
- Investigasi2 minggu ago
Skandal Pungli di Kawasan Pinka, Sedot Darah PKL, Diduga Libatkan Oknum Preman dan Pengurus Lama
- Investigasi2 minggu ago
Jalan Rusak di Tulungagung, Warga “Sulap” Jalan Menjadi Kebun Pisang
- Jawa Timur2 minggu ago
Rapat Paripurna DPRD Blitar Gagal Gara-Gara Tak Kuorum, LSM LASKAR: Memalukan dan Rakyat Jadi Korban
- Jawa Timur3 hari ago
Diduga Dekat dengan Pejabat, CV Pendatang Baru Kuasai Proyek Konsultan di Tulungagung
- Nasional1 minggu ago
Media Sosial Ubah Wajah Dakwah, Wakil Ketua LD PWNU Jatim: Mereka Merupakan Pahlawan di Era Digital