Connect with us

Jawa Timur

Pantai Gemah Jadi Sorotan, Wabup Tulungagung Apresiasi Aksi Bersih Pantai di Hari Lingkungan Hidup 2025

Published

on

Foto: Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak dan Wakil Bupati Tulungagung, Ahmad Baharuddin, saat melakukan penanaman pohon, di Pantai Gemah (dok/istimewa).

TULUNGAGUNG,- Pemerintah Kabupaten Tulungagung menyambut antusias kegiatan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 yang digelar di Pantai Gemah, Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, pada Kamis (5/6).

Aksi bersih-bersih pantai yang dipusatkan di lokasi wisata ini menjadi respons konkret atas keluhan masyarakat terkait maraknya sampah plastik dan limbah kiriman yang mencemari kawasan pesisir.

Wakil Bupati Tulungagung, Ahmad Baharuddin, dalam sambutannya mewakili Bupati Tulungagung, menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur atas dipilihnya Pantai Gemah sebagai tuan rumah kegiatan tingkat provinsi.

Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan wujud nyata kolaborasi antar-elemen dalam mengatasi persoalan lingkungan.

“Kegiatan ini merupakan kehormatan bagi kami. Lebih dari itu, ini adalah momentum penting untuk menggugah kesadaran masyarakat agar ikut ambil bagian dalam menjaga lingkungan, khususnya wilayah pesisir yang rentan terhadap polusi sampah,” ujar Ahmad Baharuddin.

Penyerahan bantuan dari DLH.(dok/istimewa).

Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak, ini melibatkan lebih dari 750 peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari relawan lingkungan, pelajar, guru, tokoh masyarakat, hingga perangkat daerah.

Arumi dan para peserta tampak antusias mengumpulkan sampah satu per satu meski harus menghadapi panas matahari dan tiupan angin pantai yang kencang.

Pantai Gemah sendiri selama ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Tulungagung, namun sayangnya kerap mengalami persoalan sampah kiriman, terutama setelah hujan deras.

Jenis sampah yang terkumpul bervariasi, mulai dari plastik sekali pakai, baju bekas, popok, hingga puing kayu dalam jumlah besar.

Untuk mendukung kegiatan ini, Pemprov Jatim juga mengerahkan alat berat seperti eskavator guna membersihkan limbah besar yang sulit ditangani secara manual.

Arumi Bachsin menjelaskan bahwa Pantai Gemah dipilih secara khusus karena kondisinya memang mendesak untuk dibersihkan, sekaligus untuk menunjukkan bahwa langkah kecil seperti memungut sampah pun dapat menjadi kontribusi besar dalam menjaga bumi.

“Tema Hari Lingkungan Hidup tahun ini adalah ‘Hentikan Polusi Plastik’. Kita semua tahu, polusi plastik bukan hanya mengganggu keindahan, tetapi juga membahayakan ekosistem laut dan kesehatan manusia. Kita ingin masyarakat tidak hanya peduli sesaat, tetapi berubah secara gaya hidup,” kata Arumi.

Peringatan Hari Lingkungan Hidup 2025 ini juga sejalan dengan target pemerintah pusat untuk menuntaskan penanganan sampah di Indonesia hingga 100% pada tahun 2029, sebagaimana yang diamanatkan oleh Presiden Republik Indonesia.

Dalam sambutan yang dibacakan Wabup, Pemkab Tulungagung menyatakan komitmennya untuk mendukung target tersebut melalui penguatan sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan.

Selain kegiatan utama bersih-bersih pantai, para peserta juga diajak menikmati potensi lokal Tulungagung.

Wabup mengajak tamu undangan untuk menikmati panorama Jalur Lintas Selatan (JLS) dan membeli produk kerajinan marmer khas dari Desa Gamping, Kecamatan Campurdarat.

“Tulungagung tidak hanya indah, tetapi juga kaya akan potensi ekonomi kreatif. Mari jadikan momen ini untuk tidak hanya bersih-bersih, tetapi juga membangun kebanggaan pada potensi daerah,” tambahnya.

Dengan terlaksananya kegiatan ini, Pemkab Tulungagung berharap agar kesadaran kolektif masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan semakin meningkat, khususnya di kawasan pesisir yang menjadi wajah pariwisata daerah.

Kegiatan ini pun ditutup dengan harapan besar, mewujudkan Tulungagung yang Sejahtera, Maju, dan Berakhlak Mulia Sepanjang Masa.

(JK-RED)

Editor: Joko Prasetyo

Jawa Timur

Gulung Sindikat Narkoba, 98,48 gram Sabu dan Ratusan Ribu Okerbaya, 16 Tersangka Dibekuk

Published

on

KEDIRI— Polres Kediri Polda Jawa Timur (Jatim) berhasil mengungkap 14 kasus peredaran narkotika dan obat keras berbahaya (okerbaya) dalam Operasi Tumpas Narkoba Semeru 2025.

Operasi yang difokuskan dalam pemberantasan Narkoba secara serentak oleh Polda Jawa Timur ini berlangsung selama 12 hari, terhitung mulai 30 Agustus hingga 10 September 2025.

Dari keseluruhan kasus, Sembilan di antaranya terkait narkotika dengan 10 tersangka.

Sementara Lima kasus lain berkaitan dengan peredaran obat keras yang menjerat Enam orang tersangka.

Dalam konferensi Pers pada Senin (15/9) Kapolres Kediri AKBP Bramastyo Priaji menjelaskan dari 14 kasus tersebut, Tiga di antaranya masuk target operasi (TO) dan 11 kasus non-TO.

Dari pengungkapan itu, Satuan Reserse Narkoba Polres Kediri Polda Jatim berhasil mengamankan 16 tersangka yang terdiri atas 10 pengedar dan 6 pemakai.

Selain mengamankan tersangka, Polres Kediri Polda Jatim juga menyita barang bukti yakni sabu-sabu seberat 98,48 gram dan pil dobel L sebanyak 223.902 butir.

“Untuk tiga TO, yang pertama kami ungkap 30 Agustus dengan barang bukti sabu-sabu 17 plastik seberat 89,22 gram serta plastik klip bersih 84,87 gram,” jelas AKBP Bramastyo.

TO kedua pada 1 September dengan barang bukti sabu-sabu 2 plastik seberat 0,91 gram, pil dobel L 1.003 butir, dan TO terakhir 2 September berupa pil dobel L 22.022 butir dalam tiga kardus cokelat.

Kapolres Kediri menegaskan pihaknya tidak hanya melakukan penindakan, tetapi juga langkah pencegahan.

Upaya itu dilakukan dengan sosialisasi dan imbauan langsung ke sekolah-sekolah, baik tingkat SMP maupun SMA, serta menyasar masyarakat umum.

“Kami mohon para orang tua ikut berperan aktif mengawasi anak-anaknya agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan Narkoba,” pungkasnya. (Wah/Red)

Continue Reading

Jawa Timur

Meriah! Warga Desa Srikaton Gelar Hiburan Rakyat Rayakan HUT RI ke-80

Published

on

TULUNGAGUNG — Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80, warga Desa Srikaton, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, menggelar serangkaian kegiatan hiburan rakyat yang berlangsung meriah dan penuh semangat kebersamaan, Minggu (14/9) malam.

Acara puncak dimeriahkan oleh penampilan orkes dangdut “Mitra Nada”, yang menghadirkan empat artis diantaranya Ratnasari, Sila, Febriani, Minul Laila, Adila Yurinda.

Penampilan mereka sukses menyedot perhatian ratusan warga yang memadati area panggung hiburan.

Ketua Penyelenggara, Rifai, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk rasa syukur atas kemerdekaan yang telah diraih bangsa Indonesia serta sebagai ajang mempererat tali silaturahmi antarwarga.

“Kami ingin mengajak masyarakat untuk ikut bersuka cita merayakan HUT RI yang ke-80 ini. Selain hiburan, kegiatan ini juga menjadi momentum untuk memperkuat kebersamaan dan gotong royong antarwarga,” ujarnya kepada 90detik.com , Senin(15/9).

Sementara itu, Hari, salah satu panitia, mengungkapkan bahwa acara ini telah dipersiapkan sejak beberapa minggu sebelumnya dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat desa.

“Persiapannya cukup panjang, tapi berkat kekompakan warga, semuanya bisa berjalan lancar. Semoga tahun depan bisa lebih meriah lagi,” kata Hari dengan semangat.

Selain hiburan dangdut, rangkaian acara HUT RI di Desa Srikaton juga diisi dengan berbagai lomba tradisional, seperti panjat pinang, balap karung, dan tarik tambang, yang turut menyemarakkan suasana.

Warga berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilestarikan sebagai wujud cinta tanah air dan budaya lokal. (DON/Red)

Continue Reading

Jawa Timur

Skandal di Sektor Pendidikan? Pejuang Gayatri ; Dugaan KKN Massa Aksi Teriak Panggil KPK

Published

on

TULUNGAGUNG — Suara perlawanan terhadap dugaan korupsi di sektor pendidikan menggema di depan Gedung DPRD Kabupaten Tulungagung, Kamis(11/9).

Ratusan massa dari Pejuang Gayatri menggelar aksi damai, namun orasi mereka jauh dari damai. Mereka mengecam keras adanya praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) di tubuh Dinas Pendidikan Tulungagung.

Dalam orasi yang penuh data dan sindiran tajam, Yoyok Nugroho, salah satu orator, menyampaikan bahwa tuntutan mereka bukan semata asumsi, melainkan berdasar pada Dokumen Penggunaan Anggaran (DPA) resmi yang telah dikantonginya.

“Kami tidak bicara kosong. Ini bukan gosip. Kami punya DPA. Dan angka tidak pernah berdusta,” tegas Yoyok dalam orasinya.

Mark Up Anggaran: Ketika Angka Lebih Jujur dari Retorika.

Salah satu dugaan paling mencolok yang disampaikan adalah pengadaan laptop seharga Rp15.600.000 per unit. Padahal, menurut Yoyok, harga laptop sejenis di e-commerce hanya sekitar Rp9–10 juta, bahkan sudah termasuk PPN.

“Di Dinas Pendidikan, laptop harga dibawah 10 juta, tapi di DPA seharga 15.600.000, dan ada ratusan laptop”, seru Yoyok di tengah sorakan massa yang membalas dengan teriakan, “Panggil KPK, Panggil KPK, Panggil KPK”.

Yang lebih fantastis lagi adalah pengadaan Interactive Flat Panel rakitan 86 inci yang tercatat seharga Rp210 juta per unit. Padahal, di berbagai toko daring SIPLah dan marketplace edukasi, harga produk serupa tak pernah menyentuh Rp100 juta.

“Tv juga seperti itu, tv rakitan 86 inci harga 210 juta, padahal di siplah hanya dibawah 100 juta. Kami ada bukti dan bisa dipertanggungjawabkan. Keberadaan dewan hanya kemubadiran bagi masyarakat indonesia, kalau mereka berani keluar menemui kami, maka data juga akan kita keluarkan”, ungkapnya.

Ketika Pendidikan Tak Lagi Membebaskan.

Lebih dari sekadar persoalan teknis anggaran, aksi ini juga menyinggung dimensi moral dan filosofi dari dunia pendidikan.

“Pendidikan itu seharusnya ladang pembebasan. Tapi kalau anggarannya dijadikan ladang permainan, maka yang tumbuh bukan generasi emas, tapi generasi yang mewarisi kebusukan sistem,” tegas Billy salah satu korlap Pejuang Gayatri.

Hingga berita ini ditayangkan, pihak DPRD dan Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung belum memberikan keterangan. (DON/Red)

Continue Reading

Trending