Connect with us

Agama

Pengajian Rutin di Pondok Pesantren Krapyak Mayong Lamongan Dihadiri Ratusan Jama’ah

Published

on

LAMONGAN – Di Dusun Mayong, Desa Sidomlangean, Kecamatan Kedungpring, Lamongan, pondok pesantren terus berperan aktif dalam kegiatan keagamaan masyarakat.

Setiap malam Sabtu Wage, pesantren ini secara rutin menggelar pengajian umum yang dihadiri oleh masyarakat luas, dengan jumlah jama’ah yang mencapai tidak kurang dari 600 orang.

Pada bulan ini, pengajian rutin dilaksanakan pada Jum’at, 15 Mei 2025, dimulai setelah sholat Isya.

Acara tersebut dihadiri oleh Habib Ubaidillah Al Habsy, Khodim Majlis Al Muwasholah Jawa Timur, yang memberikan tausiyah penuh keberkahan.

Dalam ceramahnya, Habib Ubaidillah menjelaskan tentang ibadah haji, serta manfaat dan hikmahnya.

Dirinya menekankan pentingnya menjaga keikhlasan dalam beribadah agar dapat menjadi haji mabrur.

Di kesempatan yang sama, KH. Imam Mawardi Ridlwan, Pengasuh Pesantren Al Azhaar Krapyak, menjelaskan bahwa bagi jama’ah yang belum berkesempatan melaksanakan ibadah haji, mereka tetap dapat meraih pahala haji.

Caranya adalah dengan melaksanakan sholat subuh berjama’ah, kemudian melanjutkan wirid atau membaca Al Qur’an hingga terbit matahari (syuruq).

Setelah itu, jama’ah dapat melaksanakan sholat dua raka’at.

“Yang melaksanakan seperti ini mendapatkan pahala haji, sempurna, sempurna, sempurna,” ujarnya.

“Selapan Malam Sabtu Wage sebagai sarana menimba ilmu dengan bersholawat,” tambah Abah Imam, menegaskan pentingnya kegiatan ini bagi pengembangan spiritual masyarakat.

Rutinan Selapan Malam Sabtu Wage di Pesantren Krapyak Mayong Sidomlangean Kedungpring Lamongan merupakan perpaduan antara ngaji dan sholawat, yang semakin mempererat tali silaturahmi antar jama’ah serta meningkatkan pengetahuan agama.

Kegiatan ini diharapkan dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas. (DON-red)

Agama

YABIKA Tuban Bersholawat, Mengetuk Pintu Langit dengan Mahabbah

Published

on

TUBAN — Ahad pagi, 7 September 2025, Yayasan Bina Insan Kamil (YABIKA) Tuban diselimuti lantunan sholawat. Ribuan suara guru, murid, wali santri, hingga tokoh masyarakat berpadu dalam satu irama pujian kepada Nabi Muhammad.

Sebuah suasana damai yang kontras dengan dinamika nasional, di mana akhir Agustus lalu, berbagai wilayah di Indonesia diguncang kerusuhan anarkis.

Di tengah guncangan itu, YABIKA memilih untuk mengetuk pintu langit dengan doa dan pujian. Ketua Umum YABIKA Tuban, Imam Mawardi Ridlwan, yang juga pengurus Lembaga Dakwah PWNU Jawa Timur, menegaskan bahwa pendidikan di YABIKA tidak hanya mengasah kecerdasan akademik, namun juga menanamkan nilai-nilai ilahiyah.

“Kami lejitkan murid dengan kecerdasan akademik, dibarengi dzikir. Mereka kami ajarkan wirid, salah satunya dengan mengamalkan sholawat,” ujar Abah Imam.

Setiap hari, para murid YABIKA membaca Istighosah Dzikir Jama’i, di dalamnya termuat bacaan sholawat minimal 40 kali.

Selain itu, guru dan murid juga rutin mengamalkan Sholawat Taisir, sebagai bentuk harapan dan cinta kepada Rasulullah.

Tahun ini, YABIKA mengangkat tema “Mahabbah untuk Raih Syafa’at.” Tema yang tampak sederhana, namun memiliki makna mendalam.

Kepala Kesekretariatan YABIKA, Muhammad Asrofi, menyampaikan bahwa di zaman yang sarat disorientasi ini, mencintai Nabi bukan sekadar mengenang sejarah, tapi juga soal meneladani arah hidup.

Sebagai penguat ruh mahabbah, hadir pula tokoh nasional, Munsyid Abuya Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki Al Hasani, bersama KH. Nashir Mansur Idris dari Jakarta.

“Kehadiran Kyai Nashir bukan untuk menghibur. Namun untuk membawa ruh cinta kita kepada Nabi Muhammad. Keselamatan kita tergantung seberapa kuat mahabbah kita kepada pemberi syafa’at,” tegas Abah Imam, kepada 90detik.com Minggu(7/9).

Dalam taujihnya, KH. Nashir Mansur Idris menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya menjadikan Nabi Muhammad sebagai teladan utama.

“Rasulullah tidak pernah mengajarkan kekerasan, apalagi pemberontakan. Kita bersholawat bukan sekadar lisan, tapi untuk mengambil adab dan akhlak beliau. Semoga dengan majlis ini, negeri kita dijaga oleh Allah, dan anak-anak kita diberi keberkahan serta kesholihan,” tutur Kyai Nashir.

Ia juga menegaskan bahwa siapa pun yang hadir dalam Majlis Maulid akan mendapatkan limpahan akhlak mulia Nabi, terhindar dari musibah, dan dijauhkan dari paceklik serta wabah.

Acara YABIKA Bersholawat ini turut dihadiri oleh KH. Romly Yahya selaku Ketua Dewan Pembina YABIKA, seluruh pengurus yayasan, perwakilan Koramil dan Polres Tuban, Ketua PPDI Jawa Timur, serta seluruh civitas akademika YABIKA.

Di tengah dunia yang sibuk mengejar materi, YABIKA Tuban menghadirkan ketenangan spiritual tempat di mana cinta kepada Nabi terus dirawat.

“Kalau kita tidak punya cinta, bagaimana kita bisa berharap syafa’at?” tutup Abah Imam penuh harap. (DON/Red)

Continue Reading

Agama

Para Kiyai Tulungagung Sepakat Bentuk “WASKITA” sebagai Wadah Silaturrahim dan Sinergi

Published

on

TULUNGAGUNG — Dalam suasana penuh berkah dan semangat kemerdekaan, para pengasuh pondok pesantren se-Kabupaten Tulungagung menggelar silaturrahim dalam rangka syukuran HUT ke-80 Republik Indonesia.

Kegiatan ini berlangsung pada Selasa, 26 Agustus 2025, bertempat di Pondok Pesantren Al Hikmah Mlaten, Kalangbret, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Acara dimulai dengan pengarahan dari tuan rumah, Pengasuh Pesantren Al Hikmah, KH. Gus Hadi Muhammad Mahfudz.

Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya silaturrahim sebagai sarana memperkuat ukhuwah Islamiyah antarpengasuh pesantren di Tulungagung.

“Silaturrahim ini gayeng-gayengan. Selain untuk mengirim doa kepada para pahlawan kemerdekaan, juga untuk mengokohkan pandangan bahwa NU adalah pesantren besar, sedangkan pesantren adalah NU kecil. Maka, silaturrahim ini harus menjadi wadah yang bermanfaat untuk umat,” ujar Gus Hadi dalam nasihatnya.

Sementara itu, KH. Mahrus Maryani, Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Ngunut, mengingatkan para kyai agar bijak menyikapi era media sosial yang rawan adu domba dan provokasi.

Ia menekankan pentingnya sikap tabayyun (klarifikasi) dan kehati-hatian dalam menyerap informasi.

“Sebaiknya kita tidak larut dalam adu domba di media sosial. Jangan mudah terpancing, harus tetap tabayyun,” pesannya.

Dalam suasana yang akrab dan penuh kehangatan, para kyai bersepakat bahwa silaturrahim harus menjadi motor sinergi antarpondok pesantren untuk merespons persoalan umat, termasuk konflik sosial yang kian kompleks.

Para pengasuh pesantren diharapkan mampu menjadi teladan dan perekat ukhuwah di tengah-tengah masyarakat yang terfragmentasi.

Salah satu kesepakatan penting dalam pertemuan ini adalah penegasan sikap bahwa NU adalah pesantren besar, sehingga diperlukan komitmen untuk tegak lurus terhadap keputusan PBNU.

Sebagai hasil konkret dari pertemuan ini, KH. Syafi’ Muharom membacakan keputusan bersama para kyai, yakni membentuk sebuah wadah silaturrahim yang diberi nama Wahana Silaturrahim Kyai Tulungagung (WASKITA).

WASKITA akan menjadi forum bersama para pengasuh pondok pesantren se-Tulungagung.

Disepakati pula bahwa kegiatan WASKITA akan dilaksanakan tiga kali dalam setahun, yakni pada momentum Hari Kemerdekaan RI, Hari Santri, dan Bulan Muharram.

Untuk melengkapi struktur organisasi, ditunjuk tim formatur yang terdiri dari:

• KH. Abdur Rouf
• KH. Anang Muhsin
• KH. Zuhri Munawar
• Kyai Thoha Maksum
• KH. Syafi’ Muharom

Pertemuan silaturrahim ini ditutup dengan doa bersama dan semangat baru untuk terus menjaga ukhuwah, memperkuat peran pesantren, serta menjadi pilar keteladanan dan kebijaksanaan di tengah umat. (DON/Red)

Continue Reading

Agama

Wabup Tulungagung Hadiri Peringatan Tahun Baru Islam dan Santunan Anak Yatim di Desa Sobontoro

Published

on

TULUNGAGUNG — Dengan mengenakan kemeja putih dan sarung khas santri, Wakil Bupati Tulungagung Ahmad Baharudin menghadiri Peringatan Tahun Baru Islam 1447 Hijriyah yang diselenggarakan oleh Majelis Taklim Putri “Miftahul Jannah” di Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu, pada, Sabtu (19/7) malam.

Acara ini tidak hanya menjadi momentum memperingati pergantian tahun dalam kalender Hijriyah, tetapi juga diisi dengan kegiatan sosial berupa santunan kepada anak yatim dan dhuafa.

Dalam sambutannya di hadapan ratusan jamaah, Wakil Bupati Ahmad Baharudin menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini merupakan bentuk ibadah yang bertujuan mendapatkan ridho Allah SWT.

Dia berharap semangat Tahun Baru Islam dapat membawa kebaikan di dunia maupun akhirat.

“Malam ini kita semua memperingati tahun baru Islam, serta santunan terhadap anak yatim dan dhuafa. Semoga kebaikan ini dapat mengantarkan kita semua menuju kebaikan dunia dan kebaikan akhirat,” ungkap Baharudin.

Ahmad Baharudin juga menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua, khususnya kepada ibu.

Menurutnya, keberhasilannya menjadi Wakil Bupati tidak lepas dari doa dan restu sang ibu.

“Saya bisa seperti ini juga karena ada mbok (ibu). Jika tidak karena restu dan doa ibu, tidak mungkin saya bisa menjadi Wakil Bupati,” tambahnya.

Tak lupa, Baharudin memohon doa dari masyarakat agar ia dapat menjalankan amanah dengan baik selama menjabat sebagai Wakil Bupati.

Sementara itu, dalam tausiah yang disampaikan oleh KH. Misdi Nurhasan dari Kediri, dijelaskan bahwa Tahun Baru Islam bukan sekadar pergantian tahun, melainkan momen untuk memperbaiki diri dan mempertebal keimanan, khususnya dalam ibadah sholat.

KH. Misdi juga mengingatkan bahwa bulan Muharram dikenal sebagai bulannya anak yatim.

Dirinya mengajak jamaah untuk lebih peka terhadap kondisi sosial sekitar dan meningkatkan keikhlasan dalam bersedekah.

“Semoga dengan doa para anak yatim, kita senantiasa diberikan limpahan kebaikan oleh Allah SWT,” ujar KH. Misdi.

Pada kesempatan tersebut, lebih dari 50 anak yatim dan dhuafa menerima santunan dari jamaah Majelis Taklim Putri “Miftahul Jannah”, sebagai wujud nyata kepedulian sosial di momen penuh berkah ini. (Abd/Red)

Continue Reading

Trending