Connect with us

Redaksi

PJ Bupati Maybrat Hadiri Rapat Koordinasi Program Nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) Untuk Mewujudkan Papua Sehat, Cerdas, dan Produktif

Published

on

 

Kota Sorong, Papua Barat Daya – Penjabat (PJ) Bupati Maybrat, Vicente Campana Baay, S.IP, turut hadir dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Program Nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) dan di dampingi PJ Sekda, Ferdinandus. Taa bersama beberapa OPD kabupaten Maybrat yang dilaksanakan pada hari selasa,14 Januari 2025 di Ballroom 2, Rylich Panorama Hotel, Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk seluruh kepala daerah, Forkopimda, serta jajaran pemerintah daerah se-Provinsi Papua Barat Daya.

Rakor tersebut bertujuan untuk mengkoordinasikan pelaksanaan program MBG, yang memiliki tema “Makanan Bergizi Gratis (MBG) Mewujudkan Papua Sehat, Cerdas, dan Produktif”. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Dr. Drs. Muhammad Musa’ad, M.Si, Penjabat (PJ) Gubernur Provinsi Papua Barat Daya, yang menyampaikan bahwa program MBG bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan makanan bergizi kepada anak-anak di tingkat pendidikan SD, SMP, SMA, serta ibu hamil.

Dalam sambutannya, Dr. Musa’ad menyampaikan pentingnya program ini sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan di Papua Barat Daya, yang diharapkan akan berkontribusi pada produktivitas dan kesejahteraan masyarakat. Ia juga mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh TNI, Polri, serta seluruh kepala daerah dan Forkopimda dalam mensukseskan program ini, yang telah dimulai dengan uji coba di Pulau Dom, Kabupaten Sorong.

Rapat koordinasi juga membahas beberapa poin penting terkait pelaksanaan program MBG, di antaranya adalah pentingnya kerjasama dan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam memastikan program ini berjalan efektif dan tepat sasaran. Hal ini diungkapkan oleh berbagai pihak, termasuk Brigjen TNI (Mar) Andi Rahmat M. (Danpasmar 3) yang menyampaikan pentingnya kapasitas dapur di wilayah Papua yang masih terbatas, serta Dr. Bernhard E. Rondonuwu, S.Sos., M.Si, PJ Walikota Sorong, yang melaporkan kesiapan Pemerintah Kota Sorong dengan anggaran sebesar Rp 10 miliar untuk mendukung pelaksanaan MBG.

Bupati Sorong Selatan, Samsudin Anggiluli, SE., M. Tr. AP, juga memberikan laporan tentang upaya pemerintah daerah dalam memanfaatkan data pendidikan untuk mendukung pelaksanaan program ini, sementara Bupati Maybrat, Vincente Campana Baay, melaporkan kesiapan kabupaten tersebut dalam melaksanakan program MBG dengan menargetkan lebih dari 4.000 siswa sebagai penerima manfaat.

Selain itu, Kabupaten Raja Ampat yang diwakili oleh Sekretaris Bupati juga melaporkan bahwa meski infrastruktur belum sepenuhnya memadai, pihaknya berkomitmen untuk terus memperbaiki kondisi tersebut guna memastikan penyediaan makanan bergizi yang tepat bagi siswa-siswa di wilayahnya.

Rakor ini juga dilengkapi dengan pembacaan dan penandatanganan Berita Acara Kesiapan Pelaksanaan Program MBG oleh para pemimpin daerah se-Provinsi Papua Barat Daya. Kegiatan ini diakhiri dengan foto bersama yang menandakan komitmen bersama untuk mewujudkan masyarakat Papua Barat Daya yang lebih sehat, cerdas, dan produktif melalui program Makan Bergizi Gratis.

Dengan dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan, diharapkan Program MBG ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat di wilayah Papua Barat Daya, yang pada gilirannya akan mendukung pembangunan sosial dan ekonomi jangka panjang di daerah tersebut.

(Tim/Red)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Nasional

Media Sosial Ubah Wajah Dakwah, Wakil Ketua LD PWNU Jatim: Mereka Merupakan Pahlawan di Era Digital

Published

on

TULUNGAGUNG — Di tengah derasnya arus perubahan zaman, media sosial telah menghadirkan wajah baru dalam dunia dakwah.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Lembaga Dakwah PWNU Jawa Timur, KH. Imam Mawardi Ridlwan, saat menerima kunjungan silaturahmi dari redaksi 90detik.com pada Rabu (13/8/2025).

Menurut KH. Imam Mawardi Ridwan yang akrab di sapa Abah Imam, era digital telah membuka peluang bagi setiap individu untuk berdakwah melalui berbagai media.

“Kita semua pada dasarnya telah menjadi awak media. Dakwah tidak harus dilakukan melalui liputan resmi atau media konvensional seperti koran, majalah, atau jurnal. Media sosial telah memberi ruang seluas-luasnya untuk menyuarakan kebaikan,” jelasnya.

Abah Imam menekankan bahwa saat ini telah terjadi revolusi informasi yang turut mengubah cara berdakwah.

Melalui media sosial, setiap peristiwa sekecil apapun dapat diangkat dan dibagikan kepada publik.

Bahkan, kata beliau, dari sudut gang sempit hingga ruang kekuasaan yang megah kini dapat tersorot oleh “kamera rakyat”.

“Berdakwah di era modern bukan hanya soal syariah dan ibadah. Sekarang, itu juga menjelma menjadi suara amar makruf dan nahi mungkar yang disampaikan melalui media sosial,” tutur Abah Imam.

Meski demikian, ia mengingatkan bahwa menjadi bagian dari media baik formal maupun informal menuntut tanggung jawab besar.

Kejujuran dan etika menjadi syarat utama bagi siapa saja yang ingin menjadikan media sebagai sarana dakwah.

Ia juga menyoroti peran penting awak media dalam kehidupan sosial.

“Mereka adalah pembela kaum jelata, sekaligus penyeimbang di tengah ketimpangan sosial. Mereka harus mengadvokasi keadilan, menyuarakan kebaikan, dan meluruskan penyimpangan,” tambahnya.

Abah Imam menegaskan bahwa awak media sejatinya adalah mitra dalam berdakwah, bukan musuh.

Mereka hadir untuk membersamai masyarakat menanamkan nilai-nilai luhur dan membentuk kesadaran spiritual.

“Awak media sejati adalah mitra pembangunan. Mereka bukan sekadar mengkritik, tetapi juga menanamkan nilai. Mereka membentuk kader berkualitas yang kelak menjadi pemimpin berintegritas,” ujarnya menutup wawancara.

Di era digital yang serba cepat ini, Abah Imam mengingatkan agar awak media terus menjadi penjaga nurani publik, mengoreksi kebijakan yang dzalim, dan menyuarakan harapan di tengah keputusasaan. (Abd/Red)

Editor: Joko Prasetyo

Continue Reading

Redaksi

Prestasi Gemilang: SMKN 1 Rejotangan Sabet Medali Emas di LKS Nasional 2025

Published

on

JAKARTA — Satu lagi torehan prestasi membanggakan datang dari dunia pendidikan vokasi. SMKN 1 Rejotangan, melalui Program Keahlian Teknik Elektronika Industri, berhasil meraih medali emas dalam ajang Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Pendidikan Menengah Tahun 2025 Tingkat Nasional yang digelar pada 29–31 Juli 2025 di SMKN 29 Jakarta.

Tak hanya sekadar kemenangan, capaian ini menjadi catatan bersejarah bagi Kabupaten Tulungagung.

Pasalnya, SMKN 1 Rejotangan merupakan satu-satunya sekolah perwakilan dari Tulungagung yang berhasil mewakili Provinsi Jawa Timur dalam ajang tingkat nasional tersebut.

Melampaui puluhan peserta dari seluruh Indonesia, mereka tampil sebagai yang terbaik di bidang Teknik Elektronika Industri.

Kepala SMKN 1 Rejotangan, Dr. Santika, S.Pi., M.Si., menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas keberhasilan anak didiknya.

Pihaknya menekankan bahwa pencapaian ini tak lepas dari kerja keras dan kolaborasi yang solid antara siswa, pembimbing, dan seluruh elemen sekolah.

“Medali emas ini merupakan hasil dedikasi luar biasa dari tim pembimbing, semangat juang siswa, serta dukungan penuh dari civitas akademika. Ini kemenangan untuk kita semua bukan hanya SMKN 1 Rejotangan, tetapi juga masyarakat Tulungagung dan Jawa Timur,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Tulungagung dan Trenggalek, Sindhu Widyabadra, mengungkapkan harapannya.

Dalam pernyataannya, ia memuji sinergi yang tercipta dalam lingkungan SMK tersebut dan berharap prestasi ini menjadi pemicu semangat bagi sekolah-sekolah lain.

“SMKN 1 Rejotangan telah menunjukkan bahwa sekolah di daerah pun mampu bersinar di tingkat nasional. Ini adalah bukti bahwa dengan kerja sama yang baik dan pembinaan yang tepat, hasil luar biasa bisa dicapai,” ungkapnya.

Dalam perlombaan, tim SMKN 1 Rejotangan memperlihatkan kemampuan teknis unggulan dalam elektronika industri, meliputi penguasaan pada aspek instalasi, pemrograman, hingga troubleshooting sistem embedded berbasis teknologi mutakhir.

Presentasi proyek yang inovatif serta ketepatan teknis mereka dinilai menonjol oleh para juri, menempatkan mereka sebagai juara pertama.

Sebagai salah satu ajang bergengsi nasional, LKS menjadi barometer kompetensi pelajar SMK sekaligus sarana memperkuat kualitas sumber daya manusia vokasi.

Kegiatan ini juga bertujuan untuk mempersiapkan lulusan yang siap kerja dan mampu bersaing di tingkat global.

Kemenangan ini menjadi momentum penting bagi SMKN 1 Rejotangan dalam membangun reputasi sebagai sekolah unggulan berbasis kejuruan, khususnya di bidang elektronika industri.

Lebih dari itu, prestasi ini diharapkan dapat memotivasi generasi pelajar berikutnya untuk terus berinovasi, berkompetisi, dan mengharumkan nama daerah melalui jalur pendidikan vokasi. (DON/Red)

Continue Reading

Redaksi

Pesantren Lansia di Kediri Ingatkan “Critical Eleven Time” Persiapan Menuju Akhirat  

Published

on

Foto, KH Imam Mawardi Ridlwan Pengasuh Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Al Azhaar bersama Dr. KH. Ali Arifin, Pengasuh Pesantren Sepuh Roudlotul Qur’an Selopanggung, Kediri.(dok/90detik.com).

KEDIRI, – Dr. KH. Ali Arifin, Pengasuh Pesantren Sepuh Roudlotul Qur’an Selopanggung, Kediri, menegaskan pentingnya lembaga khusus yang mempersiapkan manusia menghadapi kematian.

Menurutnya, fase krusial kehidupan ibarat “critical eleven time” dalam penerbangan, 6-11 menit terakhir pesawat sebelum mendarat ketika pramugari mengingatkan penumpang memakai sabuk pengaman.

Pernyataan ini disampaikan dalam pidato penutup Musyawarah Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Al Azhaar Tulungagung, yang dilaksanakan selama dua hari 11-12 Juli 2025.

“Bandara terakhir kita adalah kubur. Sayangnya, belum ada ‘pramugari spiritual’ yang cukup mengingatkan kita untuk mempersiapkan bekal saat memasuki masa kritis di ujung usia,” tegas pria yang akrab disapa Gus Fin.

Ia menjelaskan analogi lengkapnya: Seperti pesawat yang butuh 6-11 menit persiapan sebelum lepas landas, masa kecil hingga remaja adalah fase ‘pengamanan diri’ melalui lembaga pendidikan.

Namun, persiapan jelang ‘pendaratan’ (kematian, red) justru sering terabaikan.

Gus Fin menekankan, Pesantren Roudlotul Qur’an yang dipimpinnya hadir khusus memenuhi kebutuhan spiritual lansia dan pensiunan.

“Mereka yang masuk fase injury time tak boleh lagi santai. Dunia ini fatamorgana, wa mal-ḥayātud-dun-yā illā matā’ul-gurụr, sejatinya kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdayakan. Fokus utama adalah bekal praktis seperti bacaan salat wajib,” paparnya.

Ia mengkritisi minimnya lembaga yang berfungsi layak ‘announcement’, pramugari untuk fase akhir hidup.

“Selama ini kita punya TK hingga perguruan tinggi sebagai ‘persiapan lepas landas’. Tapi siapa yang memastikan ‘keseimbangan kursi’ dan ‘pengamanan sabuk’ kita saat hendak ‘mendarat’ di kubur?,“ ujarnya.

Acara yang digelar dua hari ini ditutup dengan penekanan Gus Fin tentang esensi pendidikan sepanjang hayat.

“Pendidikan bukan hanya untuk menjadi manusia sukses di dunia, tapi terutama untuk memastikan kita ‘selamat mendarat’,“ pungkasnya.(Red)

Editor: Joko Prasetyo

Continue Reading

Trending