Connect with us

Nasional

Sambut Program Makan Bergizi Gratis di Tuban, YPI Al Azhaar Gelar Tasyakuran

Published

on

TUBAN — Suasana teduh menyelimuti Desa Tegalbang, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Selasa (16/09/2025) pagi.

Di tengah semilir angin laut utara dan wajah penuh harap para relawan, Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al Azhaar Indonesia menggelar tasyakuran untuk menyambut dimulainya program Sentra Pelayanan Pangan Gizi (SPPG).

Program ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh pemerintah pusat sebagai langkah strategis untuk memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan asupan gizi seimbang demi tumbuh sehat, kuat, dan berakhlak.

Tasyakuran dibuka dengan nuansa spiritual. Rangkaian acara meliputi istighosah, dzikir jama’i, mahalul qiyam, serta santunan anak yatim, sebagai bentuk rasa syukur dan permohonan pertolongan kepada Allah Ta’ala.

“Semua kita ajak istighosah dan membaca sholawat,” ujar Abah Imam, Ketua Dewan Pembina YPI Al Azhaar Indonesia, yang memberi pengarahan tasyukuran.

Abah Imam menekankan bahwa keterlibatan dalam program MBG adalah bentuk pengabdian dan dakwah sosial, yang harus dijalankan dengan integritas, ketulusan, dan akuntabilitas.

“Berkhidmat di MBG ini adalah amanah. Amanah untuk masa depan anak-anak kita. Anak Indonesia harus menjawab panggilan zaman dengan cinta dan tanggung jawab,” tegasnya.

Kegiatan ini sekaligus menjadi penanda dimulainya operasional dapur SPPG Tegalbang, yang dijadwalkan mulai berjalan efektif pada pekan kedua September 2025.

Sekretaris Desa Tegalbang, Renika Marliyana, mewakili Kepala Desa, menyampaikan apresiasi atas kehadiran program ini yang tidak hanya mendukung pemenuhan gizi anak, tapi juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.

“Saya bersyukur dapur modern ini berdiri di Desa Tegalbang. Para relawannya sekitar 80 persen berasal dari warga lokal,” ujarnya.

Renika juga mengingatkan pentingnya menjaga standar kebersihan dan keamanan pangan, terutama dalam proses pengolahan makanan.

“Tantangan terbesar terletak pada persiapan bahan dan pengolahan. Banyak kasus keracunan justru berawal dari aspek higienitas yang kurang diperhatikan,” jelasnya.

Dukungan terhadap program MBG juga datang dari unsur TNI dan legislatif.

Danramil Kecamatan Palang, Kapten Khoirul Anwar, menilai program ini sebagai bukti nyata kehadiran negara dalam menjamin masa depan generasi muda.

“Ini adalah program Pak Presiden Prabowo yang sangat bagus. Harus didukung semua pihak karena manfaatnya besar, tidak hanya untuk anak-anak, tapi juga untuk masyarakat lokal,” terangnya.

Sementara itu, anggota DPRD Kabupaten Tuban, Sulasih, turut hadir dan menyampaikan dukungan penuh.

Dalam sambutannya, ia menyebut SPPG sebagai langkah konkret dalam mencetak generasi Indonesia Emas 2045.

“Program ini bukan hanya soal gizi, tapi investasi masa depan bangsa. Kita semua punya tanggung jawab moral untuk mengawal dan memastikan program ini berhasil,” pungkasnya.

Dengan semangat gotong royong dan nilai-nilai spiritual sebagai pondasi, YPI Al Azhaar dan seluruh elemen masyarakat Tegalbang berharap agar program MBG di wilayah mereka berjalan lancar, tepat sasaran, dan membawa manfaat jangka panjang bagi bangsa dan negara. (DON/Red)

Nasional

Proyek JUT Sobontoro Amburadul: Diduga Pokir Wakil Bupati, GMPN Desak Audit dan Penyelidikan

Published

on

TULUNGAGUNG— Proyek infrastruktur senilai Rp 200 juta di Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu, kini menjadi sorotan tajam publik setelah mengalami kerusakan parah sebelum genap setahun beroperasi.

Jalan Usaha Tani (JUT) yang dibangun dari dana Bantuan Keuangan Kabupaten (BKK) 2025 itu kini penuh retakan, patahan, dan amblesan di berbagai titik.

Kerusakan dini ini menimbulkan pertanyaan besar soal kualitas pekerjaan, pengawasan, dan dugaan penyimpangan dalam pelaksanaan proyek yang bersumber dari uang rakyat tersebut.

Kepala Desa Sobontoro, Sodik Afandi, tak menampik kondisi memprihatinkan proyek itu.

Pihaknya menjelaskan bahwa dana Rp 200 juta bersumber dari BKK Kabupaten Tulungagung tahun anggaran 2025 yang diajukan melalui proposal desa pada 2024.

“Untuk masalah hasil pekerjaan akan kita evaluasi kembali karena ini juga masih anggaran berjalan,” ujar Sodik melalui pesan singkat kepada 90detik.com, pada Selasa (4/10).

Sodik menambahkan, proyek tersebut tidak dikerjakan oleh kontraktor (CV), melainkan oleh masyarakat desa dengan pengawasan dari Tim Pelaksana Kegiatan (TPK).

Selain itu, ia juga menegaskan bahwa tidak ada pembangunan dinding penahan tanah (TPT) karena tidak tercantum dalam spesifikasi teknis proposal.

Namun, penjelasan itu belum menjawab pertanyaan publik, jika proyek diawasi langsung oleh TPK dan pemerintah desa, bagaimana mungkin kualitas pekerjaan bisa sedemikian buruk?

Dan apakah standar teknis pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) memang membolehkan hasil kerja serapuh itu?

Menanggapi temuan ini, Lembaga Swadaya Masyarakat Garda Masyarakat Peduli Negeri (GMPN) menyatakan siap bertindak.

Ketua GMPN, Wahyudi, menyebut kerusakan dini tersebut sebagai indikasi kuat adanya dugaan pelanggaran dalam proses pelaksanaan proyek.

“Kami tidak akan diam. Dalam waktu dekat, kami akan melayangkan laporan resmi ke Inspektorat dan APIP untuk meminta audit menyeluruh, baik secara teknis maupun administratif,” tegas Wahyu.

Wahyu menambahkan, bila audit menemukan unsur pidana, GMPN akan mendorong aparat penegak hukum turun tangan.

“Kalau ada unsur korupsi, harus diproses secara hukum. Jangan ada lagi proyek abal-abal yang mengorbankan uang rakyat,” cetusnya.

Lebih jauh, Wahyudi mengungkap informasi dari sumber internal bahwa proyek JUT di Sobontoro merupakan bagian dari 16 pokok pikiran (Pokir) yang disampaikan oleh Ahmad Baharuddin, anggota DPRD Tulungagung yang kini menjabat Wakil Bupati Tulungagung.

“Kalau benar proyek ini termasuk dalam Pokir pejabat yang kini duduk di eksekutif, patut diduga ada konflik kepentingan dan kongkalikong. Aparat hukum harus segera melakukan penyelidikan,” pintanya.

Ia menegaskan GMPN akan melakukan pengawasan terhadap seluruh proyek BKK, terutama yang bersumber dari Pokir anggota DPRD.

“Kami menuntut agar proyek bantuan keuangan benar-benar memberikan manfaat nyata, bukan sekadar catatan pembangunan di atas kertas yang gagal total,” tandasnya.

Hingga berita ini diturunkan, Wakil Bupati Tulungagung, Ahmad Baharuddin, belum memberikan klarifikasi terkait dugaan keterlibatan namanya dalam proyek JUT Desa Sobontoro.

Publik kini menanti langkah tegas pemerintah daerah, Inspektorat, dan aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas proyek bernilai ratusan juta rupiah yang rusak sebelum sempat dinikmati masyarakat. (DON/Red)

Editor: Joko Prasetyo

Continue Reading

Nasional

Guru Dipukul, Aktivis Desak Polisi Bertindak: “Jangan Tumpul ke Atas, Tajam ke Bawah!”

Published

on

Trenggalek — Kasus dugaan pemukulan terhadap guru SMP Negeri 1 Trenggalek memicu gelombang kemarahan publik setelah diketahui bahwa pelaku penganiayaan diduga merupakan suami salah satu anggota DPRD Kabupaten Trenggalek.

Aktivis Pendidikan dan Pergerakan, Paijo Parikesit, mendesak Kepolisian Resor Trenggalek segera menetapkan tersangka tanpa pandang bulu. Insiden terjadi pada Jumat (31/10).

Korban, Eko Prayitno, guru sekaligus alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Malang, dianiaya saat menegakkan disiplin di kelas.

Ia menyita ponsel salah satu siswa yang ketahuan menggunakan perangkat itu di tengah proses belajar.

Tindakan edukatif tersebut justru berujung petaka ketika keluarga siswa mendatangi sekolah dan melakukan penyerangan disertai ancaman pembakaran rumah serta fasilitas sekolah.

Akibat serangan itu, Eko mengalami luka fisik dan trauma mendalam.

Dalam pernyataannya, Paijo Parikesit menilai insiden ini sebagai bentuk penghinaan terhadap profesi pendidik dan integritas moral bangsa.

“Kami tidak bisa menerima tindakan biadab terhadap seorang guru yang hanya menjalankan tugasnya. Ini bukan sekadar pelanggaran hukum, tapi pelecehan terhadap profesi guru. Kalau polisi Trenggalek tidak segera menetapkan tersangka, kami akan gelar aksi besar di beberapa titik Polres se-Indonesia,” tegasnya dalam keterangan tertulis, Selasa(4/11).

Dia menuntut Kapolres Trenggalek bertindak profesional tanpa intervensi politik.

“Jangan ada kesan hukum tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Kasus ini harus menjadi bukti bahwa keadilan masih hidup di Trenggalek,” tambahnya.

Selain mendesak penegakan hukum, Paijo juga menyoroti lemahnya perlindungan bagi tenaga pendidik.

“Guru bukan musuh masyarakat. Mereka garda depan moral bangsa. Kekerasan terhadap guru berarti kekerasan terhadap masa depan anak-anak kita,” ujarnya.

Paijo Parikesit, Aktivis Pendidikan dan Pergerakan. Foto: (dok/DON).

Dukungan terhadap korban juga datang dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Trenggalek.

Organisasi ini mengecam keras tindakan pelaku dan menegaskan bahwa penyitaan ponsel merupakan bagian dari kebijakan disiplin sekolah. Ketua PGRI Trenggalek, Drs. Catur Winarno, MM pun ikut angkat bicara.

“Kami berdiri di belakang guru Eko. Ia bertindak profesional sesuai aturan sekolah. Kami menuntut pelaku segera ditangkap dan diproses hukum,” tegas Ketua PGRI Trenggalek.

Sementara itu, Kapolres Trenggalek – Kepala Kepolisian Resor Trenggalek AKBP Ridwan Maliki, S.H., S.I.K., M.I.K., membenarkan bahwa laporan telah diterima dan penyelidikan sedang berjalan.

“Beberapa saksi sudah diperiksa dan barang bukti dikumpulkan. Kami akan menindaklanjuti kasus ini sesuai prosedur hukum,” ujarnya singkat.

Namun, hingga empat hari pascakejadian, belum ada penetapan tersangka. Kondisi ini memicu kritik tajam dari kalangan aktivis dan akademisi.

Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Malang, Dr. Suyanto, menilai peristiwa ini memperlihatkan lemahnya sistem perlindungan hukum bagi guru di Indonesia.

“Negara harus hadir memastikan rasa aman bagi pendidik. Apalagi jika pelaku memiliki kekuasaan politik, penegakan hukum tidak boleh gentar,” tegasnya.

Paijo menegaskan pihaknya bersama jaringan pendidikan dan alumni PMII akan terus mengawal kasus ini sampai ke meja hukum.

“Empat hari berlalu tanpa penetapan tersangka adalah bentuk kelalaian aparat. Kasus ini harus diusut tuntas, dan pelaku wajib meminta maaf secara terbuka agar tidak ada lagi kekerasan terhadap guru di masa depan,” tutupnya dengan nada tegas.

Kasus ini menambah daftar panjang kekerasan terhadap guru di Indonesia. Publik menanti langkah tegas Polres Trenggalek untuk membuktikan bahwa hukum tidak boleh tunduk pada kekuasaan. (DON/Red)

Continue Reading

Nasional

Polres Pelabuhan Tanjungperak Laksanakan Uji Food Safety di SPPG Pastikan Gizi dan Keamanan Pangan Terjamin

Published

on

Tanjungperak— Polres Pelabuhan Tanjungperak Polda Jawa Timur melalui Seksi Kedokteran dan Kesehatan (Sidokkes) melaksanakan pemeriksaan keamanan pangan atau food safety secara menyeluruh terhadap menu yang diproduksi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Polda Jatim, Senin pagi (3/11/2025).

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menjamin kualitas dan keamanan makanan bergizi gratis (MBG) yang akan didistribusikan kepada ribuan siswa di wilayah tersebut.

Total 1.053 porsi makanan hari ini disiapkan untuk tiga sekolah dasar (SD) penerima manfaat, dengan rincian SDN Perak Utara 1 sebanyak 310 siswa, SDN Perak Utara 3 sebanyak 313 siswa, dan SD Al Istikomah sebanyak 427 siswa.

Jenis makanan yang diperiksa meliputi nasi putih, tempe goreng, ayam kecap, tumis wortel, dan buah jeruk.

Pemeriksaan keamanan pangan dilakukan melalui dua tahap utama.

Tahap pertama adalah uji Organoleptis, yang mencakup penilaian indera terhadap bentuk, warna, bau, dan rasa.

Hasilnya, seluruh item makanan dinyatakan normal dan memenuhi standar.

“Pemeriksaan ini adalah bagian dari komitmen kami untuk memastikan bahwa makanan bergizi yang disalurkan benar-benar aman dan higienis,” ujar Kasi Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Iptu Suroto.

Tahap kedua adalah pemeriksaan Chemis atau kimiawi. Pengujian itu dilakukan untuk memastikan makanan bebas dari zat-zat berbahaya yang kerap disalahgunakan.

Hasilnya menunjukkan seluruh sampel makanan dinyatakan negatif dari kandungan arsenik, sianida, nitrit, dan formalin.

Dengan hasil pemeriksaan yang lengkap, baik secara Organoleptis maupun Chemis, Sidokkes Polres Pelabuhan Tanjung Perak Polda Jatim menyimpulkan bahwa makanan dan minuman yang disajikan seluruhnya layak saji dan aman untuk dikonsumsi oleh para siswa.

Iptu Suroto menegaskan bahwa kegiatan pemeriksaan food safety ini merupakan langkah preventif rutin yang akan terus dilakukan untuk mendukung program Makanan Bergizi Gratis (MBG) agar dapat berjalan dengan aman dan memberikan manfaat maksimal bagi kesehatan anak-anak.

“Kami sangat mendukung penuh program MBG ini. Pemeriksaan rutin food safety oleh Sidokkes adalah langkah konkret untuk menjamin bahwa makanan yang sampai kepada anak anak penerima manfaat tidak hanya bergizi, tetapi juga betul-betul aman dari zat-zat berbahaya,” pungkasnya. (DON/Red)

Continue Reading

Trending