Nasional
Dugaan Perusakan Lingkungan di Lahan Reforma Agraria Tulungagung Dilaporkan ke Kejati

TULUNGAGUNG— Laporan dugaan perusakan lingkungan di kawasan Tanggung Gunung, Tulungagung, resmi disampaikan kepada Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur. Lahan yang menjadi lokasi kejadian merupakan tanah obyek reforma agraria (TORA) yang digarap oleh masyarakat.
Pelapor adalah Kelompok Masyarakat (Pokmas) Mergo Mulyo dari Desa Ngepoh, melalui kuasa hukumnya, Mohammad Ababilil Mujaddidyn, S.Sy., M.H., C.L.A., untuk menyampaikan laporan secara resmi pada Selasa (2/9) lalu.
Dalam keterangan pers yang diterima media, Ababilil menyatakan bahwa laporan ini berangkat dari aktivitas yang diduga kuat telah merusak ekosistem dan mencemari lingkungan hidup di kawasan tersebut.
Selain itu, aktivitas dugaan perusakan ini terjadi di atas tanah TORA, program pemerintah yang sejatinya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui redistribusi tanah.
“Kami mendapati adanya indikasi pelanggaran terhadap Undang-Undang Lingkungan Hidup di atas tanah yang dimandatkan untuk kesejahteraan rakyat. Tindakan ini merupakan bentuk ironi karena justru merusak alam dan mengancam keberlanjutan hidup masyarakat sekitar yang seharusnya dilindungi,” tegas Ababilil kepada 90detik.com, Senin (8/9).
Dia menegaskan bahwa pelaporan ini adalah bentuk sikap kritis masyarakat terhadap praktik-praktik yang dianggap ilegal dan tidak bertanggung jawab.
“Reforma agraria harusnya membawa kemakmuran, bukan kerusakan. Kami tidak ingin program negara ini dikhianati dengan praktik eksploitasi yang merusak lingkungan. Negara harus hadir untuk menegakkan hukum dan memastikan hak rakyat atas lingkungan yang sehat dan berkelanjutan terpenuhi,” jelasnya.
Masyarakat setempat berharap aparat penegak hukum dapat bergerak cepat untuk melakukan investigasi dan mengambil tindakan tegas guna menghentikan dugaan perusakan lingkungan yang mengancam masa depan ekologi dan sosial mereka.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Kejati Jatim belum memberikan pernyataan resmi terkait akan ditindaklanjuti atau tidaknya laporan tersebut. (DON/Red)
Editor: Joko Prasetyo
Nasional
JLS: Jalan Persatuan, Jalan Peradaban Yang Menertawakan Rivalitas Elektoral

Jakarta – Proyek Jalan Lintas Selatan (JLS) membuktikan satu hal penting di republik ini, pertarungan elektoral boleh saja sengit, tapi pembangunan tetap berjalan melampaui sekat rivalitas.
JLS adalah bukti konkret bahwa Indonesia hanya punya tiga arus besar nasionalisme: sipil–marhaenisme ala GmnI, militer, dan birokrasi.
Praktisi hukum dan politik Fredi Moses Ulemlem menilai, perjalanan JLS adalah cermin bagaimana representasi nasionalis berganti-ganti rezim namun tetap menyatu dalam pembangunan.
“Megawati lewat PDIP mewakili nasionalis sipil–marhaenis dengan memberi gagasan. SBY lewat Demokrat sebagai nasionalis militer-birokrasi memulai pekerjaan. Jokowi, juga PDIP, mempercepat dengan kerja nyata. Dan Prabowo hari ini sebagai representasi militer-birokrasi menargetkan penyelesaian. Inilah bukti pembangunan bisa melampaui rivalitas elektoral,” tegas Fredi Moses Ulemlem.
Dari Marhaenisme ke Birokrasi.
1. Megawati (2001–2004, PDIP) → Pemberi gagasan. PDIP melalui Megawati, yang berakar pada tradisi nasionalis sipil ala GmnI dan marhaenisme, memberi gagasan awal JLS. Pada fase ini, JLS masih berupa konsepsi ideologis: mengoreksi ketimpangan pembangunan utara–selatan Jawa.
2. SBY (2004–2014, Demokrat) → Memulai pengerjaan. Demokrat mewakili nasionalis militer-birokrasi. SBY memulai pembangunan JLS dalam kerangka birokrasi yang sistematis. Inilah fase birokrat bekerja—menyusun anggaran, menggerakkan proyek, meski dengan tempo lambat.
3. Jokowi (2014–2024, PDIP) → Mempercepat realisasi. Jokowi, sebagai Presiden dari PDIP, melanjutkan tradisi nasionalis sipil–marhaen. Dengan gaya “kerja sat set”, Jokowi mempercepat pembangunan JLS. Fase ini adalah pembuktian nyata PDIP sebagai representasi nasionalis sipil Marhaenisme yang mengedepankan keadilan sosial melalui percepatan kerja nyata.
4. Prabowo (2024–sekarang, Gerindra) → Menargetkan penyelesaian. Gerindra mengambil posisi nasionalis militer-birokrasi. Prabowo menargetkan penyelesaian JLS secara tuntas, dengan pendekatan birokratis–administratif yang ketat. Fokus utamanya adalah memastikan proyek ini selesai sebagai legacy pemerintahannya.
Bagi Fredi Moses Ulemlem, JLS adalah ironi politik elektoral. Sementara para elit saling bertarung di kotak suara, rakyat di selatan Jawa melihat jalan mereka akhirnya dibangun secara berkelanjutan.
“JLS ini seakan menertawakan rivalitas elektoral. Dari sipil sampai militer-birokrasi, semua akhirnya harus tunduk pada kebutuhan rakyat. Itulah wajah nasionalisme Indonesia yang sesungguhnya,” ungkap Fredi.
Pada akhirnya, JLS bukan sekadar beton dan aspal. Ia adalah jalan persatuan, sebuah laboratorium politik kebangsaan, tempat marhaenisme dan birokrasi militer saling silang, tapi tidak saling meniadakan. (By/Red)
Papua
Jemima Elisabeth Windesi Resmi Jabat Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Sorong

Kota Sorong, PBD – Dalam sebuah prosesi serah terima jabatan yang penuh kehangatan dan tanggung jawab, Jemima Elisabeth Windesi Lobat, S.KM, M.AP resmi ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Sorong menggantikan Hermanus Kalasuat, SST, MM yang telah menyelesaikan masa tugasnya selama hampir 8 tahun.
Acara ini berlangsung di lingkungan kantor Dinas Kesehatan Kota Sorong, Jln, jendral Sudirman, Kelurahan Malawei distrik Sorong Manoi, kota Sorong provinsi Papua Barat daya, Senin (8/9/25).
Serah terima jabatan ini turut dihadiri oleh berbagai pihak, mulai dari pejabat struktural, kepala puskesmas, direktur rumah sakit pemerintah dan swasta, hingga unsur Pemerintah Kota Sorong yang diwakili oleh PLT Sekda, Rudy Laku, S.Pi.
Dalam sambutannya, Jemima Elisabeth mengungkapkan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan dan komitmennya untuk menjalankan amanah ini dengan sepenuh hati.
“Saya akan terus menjalin komunikasi dan sinergi, termasuk tetap meminta bimbingan dari Bapak Hermanus. Tugas ini adalah amanah, dan saya tidak akan berjalan sendiri. Bersama tim dan mitra kesehatan, kita akan terus bekerja membangun kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa keberlanjutan program yang telah dijalankan selama ini akan menjadi prioritas, dengan fokus utama pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat, terutama ibu dan anak.
Serah terima jabatan ini juga ditandai dengan penyerahan dokumen penting sebagai bagian dari memori jabatan. Dokumen tersebut meliputi:
– Data pegawai di lingkup Dinas Kesehatan Kota Sorong.
– Jumlah tenaga kesehatan di seluruh Puskesmas.
– Inventaris sarana dan prasarana.
– Laporan keuangan dinas.
– Dan berkas-berkas lainnya.
PLT Sekda Kota Sorong, Rudy Laku dalam arahannya menegaskan pentingnya kesinambungan dalam pelayanan dan program kesehatan.
Ia menyampaikan penghargaan atas dedikasi Hermanus Kalasuat dan berharap kepemimpinan baru akan mampu menjawab tantangan dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Kota Sorong.
“Kami percaya Ibu Jemima dapat menjalankan tugas ini dengan baik. Sinergi antara puskesmas, rumah sakit, dan seluruh stakeholder harus dijaga untuk menjawab kebutuhan masyarakat di sektor kesehatan,” ujar Rudy.
Ia juga mengajak seluruh jajaran Dinas Kesehatan untuk mendukung kepemimpinan yang baru dan terus menjaga profesionalisme dalam pelayanan kepada masyarakat.
Serah terima jabatan ini menjadi momentum penting dalam transisi kepemimpinan yang tetap berlandaskan kolaborasi, dedikasi, dan tanggung jawab bersama demi kesehatan Kota Sorong yang lebih baik. (Timo)
Nasional
Tongkat Estafet Pimpinan Dinas Kesehatan Kota Sorong Resmi Berpindah Tangan

Kota Sorong, PBD – Serah terima jabatan Kepala Dinas Kesehatan Kota Sorong secara resmi dilaksanakan antara Hermanus Kalasuat, SST, MM selaku pejabat lama kepada pelaksana tugas (Plt) yang baru, Jemima Elisabeth, Windesi Lobat, S.KM, M.AP.
Acara yang berlangsung di ruang pertemuan Dinas Kesehatan Kota Sorong dan disaksikan langsung oleh PLT Sekda Kota Sorong, Rudy Laku, S.Pi, para pejabat struktural, kepala puskesmas, direktur rumah sakit, serta undangan lainnya.
Serah terima jabatan ini menandai berakhirnya masa tugas Hermanus Kalasuat yang telah menjabat hampir selama 8 tahun memimpin Dinas Kesehatan Kota Sorong.
Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan dan kerja sama dari seluruh jajaran dinas serta berbagai pihak yang telah mendukung pelaksanaan program-program kesehatan selama ini.
“Kalau selama 8 tahun saya menjabat terdapat kesalahan, saya mohon maaf. Saya percaya ibu Jemima sebagai Plt yang baru akan melanjutkan bahkan meningkatkan capaian yang telah dirintis bersama,” ujar Hermanus.
Prosesi serah terima jabatan ini tidak hanya simbolik. Penyerahan juga meliputi berkas-berkas penting dinas, seperti:
– Data kepegawaian Dinas Kesehatan Kota Sorong.
– Jumlah tenaga kesehatan di seluruh Puskesmas.
– Sarana dan prasarana yang dimiliki.
– Laporan keuangan dan dokumen pendukung lainnya.
Berkas-berkas tersebut telah disusun dan diserahkan dalam bentuk dokumen memori serah terima jabatan yang ditandatangani oleh kedua pihak dan disaksikan oleh pejabat terkait.
Sementara itu, dalam sambutannya, Plt Kadinkes Jemima Elisabeth Windesi Lobat, menyampaikan komitmennya untuk meneruskan serta meningkatkan apa yang sudah dibangun oleh pejabat sebelumnya.
“Saya tidak bisa mundur, amanah sudah diberikan. Tapi saya tidak akan berjalan sendiri. Saya memohon dukungan semua pihak, dari internal dinas, rumah sakit, hingga para kepala puskesmas. Tujuan kita satu: meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Sorong, terutama ibu dan anak,” ujar Jemima dengan penuh semangat.
PLT Sekda Kota Sorong, Rudy Laku, S.Pi yang hadir mewakili Wali Kota Sorong, Seotinus Lobat, SH, MPA menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Hermanus Kalasuat atas pengabdian panjangnya.
Ia juga menaruh harapan besar kepada Jemima untuk membawa Dinas Kesehatan Kota Sorong menjadi lebih adaptif, progresif, dan berdampak nyata bagi masyarakat.
“Pemerintah Kota Sorong mendukung penuh Ibu Jemima dalam mengemban tugas ini. Kolaborasi dan koordinasi antara puskesmas, rumah sakit, dan seluruh unit layanan harus ditingkatkan. Kita ingin pelayanan kesehatan yang prima, merata, dan berkelanjutan,” ucapnya.
Dengan semangat baru dan kesinambungan program yang kuat, tongkat estafet ini diharapkan menjadi momentum bagi Dinas Kesehatan Kota Sorong untuk terus berkembang dan menjawab tantangan sektor kesehatan di masa depan. (Timo)
- Nasional3 hari ago
Pejuang Gayatri Buka Donasi Aksi: Masyarakat Bersatu Melawan Kebijakan Pemerintah Miring
- Nasional1 minggu ago
Demonstrasi 4/9 di Tulungagung, Ketua Almasta Tegaskan Bukan Inspirator Aksi
- Nasional1 minggu ago
Spanduk “Aksi Selasa Rakyat”: Suara Diam yang Menggemuruh di Tulungagung
- Investigasi2 minggu ago
LSM LASKAR Soroti Tiang WiFi ‘Siluman’ Ancam Keselamatan Warga Blitar
- Jawa Timur2 minggu ago
DPUPR Kabupaten Blitar Siapkan Perbaikan Darurat untuk Jalan Rusak di Jambewangi
- Investigasi1 minggu ago
Gaji Bulanan untuk Sekolah Negeri? Pungli Rp120 Ribu/Bulan Membelenggu Orang Tua di SMAN 1 Gondang
- Hukum Kriminal1 minggu ago
143 Pelaku Diamankan, Kapolres Blitar Kota Tegaskan Kerusuhan Malam Sabtu Bukan Demonstrasi
- Nasional2 minggu ago
Bentangkan Spanduk “Tempat Koruptor di Penjara”, Siswa SMAN 1 Kampak Trenggalek Tuntut Audit Dana Komite