Redaksi
Partai Golkar Kota Blitar Tebar Kepedulian Lewat Donor Darah dan 1000 Paket Sembako

BLITAR— Suasana penuh Semangat dan kehangatan menyelimuti Kantor Sekretariat DPD Partai Golkar Kota Blitar di Jalan Kalimantan No.57A, Sananwetan, Jumat (31/10/2025).
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-61, Partai Golkar menggelar kegiatan sosial bertajuk Golkar Peduli, dengan agenda donor darah dan pembagian Seribu paket sembako bagi warga sekitar.
Kegiatan yang bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Blitar ini mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat.
Sejak pagi, warga terlihat antusias datang untuk berpartisipasi dalam aksi kemanusiaan tersebut. Tak hanya menyumbangkan darah, para peserta juga menerima bingkisan sembako sebagai bentuk apresiasi dari panitia.
Ketua DPD Partai Golkar terpilih, Muhammad Hardi Husodo, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata kepedulian partai terhadap kebutuhan masyarakat.
“Golkar ingin hadir bukan hanya saat pemilu, tetapi juga dalam kegiatan sosial yang membawa manfaat bagi sesama. Donor darah ini adalah salah satu bentuk kontribusi kecil yang berdampak besar,” ujarnya dengan penuh semangat.
Pria yang akrab disapa Mas Dodok ini menambahkan, kegiatan sosial semacam ini akan terus dilakukan sebagai bentuk komitmen Partai Golkar dalam mempererat hubungan dengan masyarakat.
“Kami ingin membangun Golkar yang dekat dengan rakyat, yang tidak hanya bicara, tapi juga berbuat nyata,” tambahnya.
Tak hanya kalangan kader, warga juga merasa senang dengan kegiatan ini. Salah satunya Bu Eni (50), warga Gedok RT 03 RW 09, yang mengaku terharu atas perhatian Partai Golkar terhadap masyarakat kecil.
“Saya senang sekali, jarang ada kegiatan seperti ini. Selain bisa ikut donor darah, kami juga dapat sembako. Terima kasih untuk Golkar, semoga terus peduli kepada rakyat,” ungkapnya dengan wajah sumringah.
Usai donor darah, suasana semakin hangat ketika para kader dan warga berbaur, berfoto bersama, dan berbincang santai.
Nuansa kekeluargaan begitu terasa, menandai eratnya hubungan antara partai dan masyarakat.
Kegiatan kemudian ditutup dengan doa bersama sebagai ungkapan rasa syukur atas kelancaran acara.
Tak sekadar perayaan ulang tahun, kegiatan sosial ini menjadi bukti bahwa Golkar Kota Blitar berkomitmen menebar kebaikan dan kepedulian di tengah masyarakat.
Melalui kegiatan sederhana namun bermakna ini, Partai Golkar Kota Blitar menunjukkan bahwa politik tidak melulu soal kekuasaan tetapi juga tentang hati yang mau berbagi dan tangan yang mau menolong. (Jk/Red)
Redaksi
Tragedi Bus Harapan Jaya, Rakyat Geram: Nyawa Dua Mahasiswi Tak Bisa Dibayar dengan Setoran

TULUNGAGUNG— Kecelakaan maut yang melibatkan bus Harapan Jaya di Jalan Raya Rejoagung, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, pada Jumat (31/10) siang, kembali menyulut kemarahan publik dan menyoroti lemahnya tata kelola perusahaan angkutan umum di Jawa Timur.
Dua mahasiswi asal Jombang tewas di tempat, sementara seorang pengendara lain mengalami luka berat usai bus Harapan Jaya bernopol AG 7762 US menabrak dua sepeda motor di jalur padat tersebut.
Insiden yang terjadi sekitar pukul 12.27 WIB ini menimbulkan duka mendalam sekaligus menggugah pertanyaan publik, sampai kapan kelalaian seperti ini terus dibiarkan.
Saksi mata menyebut bus yang dikemudikan Rizki Angga Saputra (30), warga Kota Malang, melaju dengan kecepatan tinggi sebelum kehilangan kendali di depan SPBU Rejoagung. Dua korban perempuan yang baru pulang dari kampus terseret hingga beberapa meter dan meninggal di lokasi kejadian.
Warga menilai kecelakaan itu bukan sekadar akibat kelalaian sopir, melainkan buah dari lemahnya pengawasan dan tata kelola di tubuh perusahaan transportasi umum.
“Ini bukan musibah biasa, tapi akibat kelalaian dan keserakahan. Kalau aparat dan pemerintah tidak tegas, tragedi seperti ini akan terus berulang,” ujar Ahmad Dardiri, warga setempat dengan nada geram.
Kemarahan serupa disuarakan oleh Ketua LSM Garda Masyarakat Peduli Negeri (GMPN). Mereka menyebut tragedi Rejoagung sebagai puncak gunung es dari masalah serius dalam sistem pengawasan armada besar di Jawa Timur.
“Kami menuntut pertanggungjawaban bukan hanya dari sopir, tapi juga dari manajemen PO Harapan Jaya. Ini sudah terlalu sering. Kalau mereka tidak mampu menjamin keselamatan, izinnya harus dievaluasi,” tegas Ketua GMPN.
Kasus di Rejoagung bukanlah insiden tunggal. Dalam beberapa tahun terakhir, PO Harapan Jaya tercatat beberapa kali terlibat kecelakaan fatal di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya:
27 Februari 2022 – Bus Harapan Jaya tertabrak kereta api di perlintasan tanpa palang pintu di Desa Ketanon, Tulungagung. Lima orang tewas dan 14 luka-luka. Sopir kemudian ditetapkan sebagai tersangka.
2 Juli 2024 – Bus Harapan Jaya menabrak truk di Tol Jombang–Mojokerto (KM 672+400 A). Satu tewas, dua luka. Diduga pengemudi mengantuk.
14 September 2024 – Bus Harapan Jaya di Tol Batang (KM 347) menabrak truk. Satu sopir luka berat, lima penumpang luka ringan.
Rentetan kecelakaan ini memperkuat dugaan bahwa masalah keselamatan di tubuh perusahaan bukan hanya soal individu pengemudi, melainkan sistem yang lemah dan tidak konsisten dalam menjalankan standar keselamatan armada.
Dari beberapa sumber yang dihimpun oleh redaksi 90detik.com, pihak Dinas Perhubungan Jawa Timur (Dishub Jatim) sebelumnya pernah menyoroti bahwa pengawasan terhadap angkutan umum sering kali terfragmentasi antara kewenangan provinsi dan kabupaten/kota.
“Untuk kecelakaan yang terjadi di jalan kabupaten, kewenangan ada di Dishub daerah. Namun perusahaan otobus wajib memiliki sistem keselamatan internal yang sesuai standar nasional,” ujar pejabat Dishub Jatim dalam keterangan sebelumnya terkait kecelakaan serupa pada 2022.
Pernyataan itu menunjukkan adanya celah pengawasan, di mana tanggung jawab pengendalian armada besar sering kali saling lempar antara level daerah dan provinsi.
Akibatnya, perusahaan angkutan besar seperti Harapan Jaya tetap beroperasi meski memiliki rekam kecelakaan fatal berulang.
Dugaan Pelanggaran Tata Kelola dan Desakan Audit Operasional.
Dari berbagai temuan lapangan, muncul dugaan adanya pelanggaran dalam tata kelola dan prosedur keselamatan operasional (SOP). Sejumlah indikator menunjukkan potensi kelalaian korporasi, antara lain:
Pengawasan internal yang lemah terhadap perilaku pengemudi.
Minimnya evaluasi rutin atas kelayakan kendaraan.
Jam kerja sopir yang melebihi batas aman.
Tidak adanya mekanisme pelaporan kecepatan atau sistem digital pengendali laju kendaraan.
 LSM dan masyarakat mendesak agar kepolisian dan Dishub melakukan audit menyeluruh terhadap perusahaan, termasuk kemungkinan pelanggaran administratif dan teknis yang berpotensi berujung pada pembekuan izin operasional jika terbukti lalai.
Harapan Publik: Evaluasi Nyata, Bukan Sekadar Janji.
Tragedi Rejoagung menjadi refleksi kelam atas lemahnya sistem transportasi publik yang belum menempatkan keselamatan sebagai prioritas utama.
Setiap kecelakaan menelan korban, tetapi juga membuka mata publik bahwa akar masalahnya bukan hanya di sopir yang mengantuk atau hilang kendali, melainkan struktur pengawasan yang longgar dan manajemen keselamatan yang diabaikan.
“Masyarakat tidak mau tragedi ini jadi rutinitas tahunan. Sudah saatnya nyawa manusia lebih berharga daripada target setoran,” kata Ketua GMPN.
Kini, warga Tulungagung dan masyarakat Jawa Timur menunggu langkah konkret dari aparat dan pemerintah daerah. Mereka mendesak agar tragedi Rejoagung menjadi momentum perubahan bukan sekadar headline sesaat.
“Kalau sistemnya terus dibiarkan longgar, yang mati bukan cuma orang di jalan, tapi juga kepercayaan publik terhadap penegakan hukum,” pungkasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak PO Harapan Jaya belum memberikan keterangan resmi terkait kecelakaan maupun dugaan pelanggaran tata kelola keselamatan operasional armada. (DON/Red)
Editor: Joko Prasetyo
Redaksi
Dua Mahasiswi Tewas Tertabrak Bus Harapan Jaya di Tulungagung, Satu Korban Luka Berat

TULUNGAGUNG — Kecelakaan maut terjadi di depan SPBU Rejoagung, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jumat (31/10/2025) siang. Sebuah bus Harapan Jaya dengan nomor polisi AG 7762 US menabrak dua sepeda motor hingga menyebabkan dua orang meninggal dunia dan satu lainnya luka berat.
Peristiwa tragis ini terjadi sekitar pukul 12.27 WIB, ketika bus yang dikemudikan Rizki Angga Saputra (30), warga Kota Malang, melaju dari arah selatan menuju utara.
Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, bus diduga melaju dengan kecepatan tinggi dan pengemudi kehilangan kendali saat tiba di lokasi kejadian.
Akibatnya, bus menabrak dua kendaraan yang berada di depannya.
Kedua kendaraan tersebut yakni Honda Vario S 2192 OF, dikendarai ZM (22) dengan penumpangnya FM (22), keduanya mahasiswi asal Kabupaten Jombang, serta Honda Supra AG 3984 UM yang dikendarai AYP (28), warga Kabupaten Nganjuk.
Benturan keras membuat kedua mahasiswi terpental dan meninggal dunia di lokasi kejadian.
Sementara itu, AYP mengalami luka berat di bagian kepala dan segera dilarikan ke RSUD dr. Iskak Tulungagung untuk mendapatkan perawatan intensif.
Bus baru berhenti setelah menabrak pagar rumah warga di tepi jalan.
Insiden tersebut sempat mengundang perhatian warga sekitar dan pengguna jalan yang melintas.
Kasat Lantas Polres Tulungagung, AKP M. Taufik Nabila, S.T.K., S.I.K., M.H., membenarkan peristiwa tersebut.
Ia menyebut, pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan sopir bus untuk pemeriksaan lebih lanjut.
“Dugaan sementara, pengemudi bus tidak dapat menguasai laju kendaraannya sehingga menabrak dua sepeda motor di depannya. Kami masih mendalami penyebab pasti dan memeriksa saksi-saksi,” jelas AKP Taufik.
Kerugian materi akibat kecelakaan tersebut diperkirakan mencapai Rp 2 juta rupiah.
Jenazah kedua korban kini berada di ruang forensik RSUD dr. Iskak Tulungagung, sementara pihak keluarga telah dihubungi oleh kepolisian.
Tragedi ini menambah daftar panjang kecelakaan fatal di jalur padat Rejoagung, yang dikenal ramai oleh kendaraan antar-kota.
Polisi mengimbau seluruh pengemudi agar lebih berhati-hati dan mematuhi batas kecepatan, terutama di kawasan permukiman dan dekat fasilitas umum seperti SPBU. (DON/Red)
Redaksi
Laju Ganas Bus Harapan Jaya Renggut Nyawa Pemotor di Tulungagung

TULUNGAGUNG — Siang di Jalan Pahlawan, Kecamatan Kedungwaru, berubah mencekam. Dua pengendara sepeda motor tewas seketika setelah disambar bus Harapan Jaya yang hilang kendali, Jumat (31/10) sekitar pukul 12.30 WIB. Tubuh korban terpental beberapa meter, motor yang ditungganginya ringsek nyaris tak berbentuk.
Tragedi itu terjadi tepat di depan SPBU Rejoagung, salah satu kawasan tersibuk di Tulungagung yang kerap menjadi titik rawan kecelakaan.
Menurut saksi mata, dua pengendara motor semula melaju pelan di tengah jalan, hendak berbelok masuk ke area SPBU. Dari arah selatan, bus Harapan Jaya AG 7767 US melaju kencang dan mengambil jalur kanan untuk menghindari kendaraan di depannya.
Di saat bersamaan, bus Harapan Jaya lain AG 7697 W dari arah utara hendak masuk ke SPBU. Melihat bus di hadapannya, pengemudi AG 7767 US mendadak mengerem.
Namun, laju kendaraan besar itu sudah terlalu tinggi. Bus oleng, berputar ke arah selatan, dan bagian belakangnya menyambar dua sepeda motor di sisi jalan.
Benturan keras tak terhindarkan. Dua pengendara tewas di tempat, sementara satu lainnya mengalami luka berat dan segera dilarikan ke rumah sakit.
Korban diketahui mengendarai Honda Vario 125 putih S 2192 QF dan Honda Supra X hitam AG 3984 UM.
Kasatlantas Polres Tulungagung, AKP M. Taufik Nabila, S.T.K., S.I.K., M.H., membenarkan kejadian nahas tersebut.
“Bus Harapan Jaya AG 7767 US melaju dengan kecepatan tinggi dan sempat mengambil jalur kanan untuk menghindari kendaraan lain. Karena laju tinggi, bus kehilangan kendali, berputar, dan bagian belakangnya menghantam dua motor. Dua orang meninggal dunia di lokasi,” ujarnya.
Petugas Unit Laka Lantas Polres Tulungagung segera melakukan olah TKP dan mengamankan kedua bus beserta motor korban.
Kasus ini kini dalam penyelidikan untuk memastikan unsur kelalaian dan kemungkinan pelanggaran lalu lintas oleh sopir bus.
Insiden maut tersebut menimbulkan kemacetan lebih dari satu kilometer, sementara warga sekitar hanya bisa terpaku menyaksikan proses evakuasi yang berlangsung menegangkan.
“Bus-bus sering ngebut di sini. Jalannya sempit, dekat SPBU, tapi kecepatan seperti di tol. Kami takut setiap kali nyebrang,” ujar warga setempat.
Kini, Jalan Pahlawan kembali menambah catatan hitam sebagai jalur maut di Tulungagung.
Di tengah kepadatan arus dan rendahnya disiplin berkendara, satu nyawa kembali melayang menjadi pengingat keras bahwa kelalaian di jalan raya hanya butuh sedetik untuk mengubah hidup seseorang selamanya. (DON/Red)
   Nasional2 minggu ago Nasional2 minggu ago- Keracunan Siswa di Tulungagung, LMP Desak Penghentian Sementara Total Program MBG 
   Nasional3 minggu ago Nasional3 minggu ago- Mencoreng Citra Program Gizi, MBG Berujung Petaka, Puluhan Siswa di Tulungagung Keracunan 
   Nasional1 minggu ago Nasional1 minggu ago- KJRA Temui Irjen ATR/BPN RI, Sampaikan Laporan Dugaan Pelanggaran Agraria di Tulungagung 
   Nasional1 minggu ago Nasional1 minggu ago- Ribuan Santri Kepung Pendopo Tulungagung, Protes Tayangan Trans7 yang Dinilai Memojokkan Pesantren 
   Nasional1 minggu ago Nasional1 minggu ago- Surat ‘Pinjam Pakai’ Jalan Menguap, Warga Tagih Janji PT. IMIT 
   Jawa Timur2 minggu ago Jawa Timur2 minggu ago- Sengketa Lahan Kaligentong Memanas, Warga Tolak Relokasi dan Siapkan Gugatan Perdata 
   Nasional3 minggu ago Nasional3 minggu ago- Ramai Aksi Demo di Tulungagung: Membela Rakyat atau Kepentingan Pribadi? 
   Nasional2 minggu ago Nasional2 minggu ago- Ratusan Pengasuh Ponpes di Tulungagung, Tuntut Permintaan Maaf Dugaan Pencemaran Nama Baik Lirboyo 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 





