Connect with us

Peristiwa

Safari Ramadan dan Ritual di Gunung Lawu, Gus Edi Al Ghoibi Dapat Bisikan Ghaib 

Published

on

MAGETAN, 90detik.com Perjalanan Safari Ramadan tokoh spiritual Gus Edi Al Ghoibi telah sampai di makam Ki Abdulloh Sujati ( Syech Lutfi ) Kyai Ageng Sunan Lawu tepatnya di Mindungan, Tinap kecamatan Sukomoro Kabupaten Magetan, pada Jum’at (29/3/2024).

Dalam perjalanan sebelumnya, Gus Edi Al Ghoibi telah mengunjungi berbagai tempat sakral di provinsi Jawa Timur.

Gus Edi melakukan ziarah ke magbaroh Kanjeng Sunan Lawu juga menjalankan ritual ritual khusus di wilayah tersebut, diiringi 2 santri juga teman seperguruannya.

Tokoh spiritual dari Tulungagung yang selalu memakai pakaian serba hitam, memang mempunyai kelebihan dan keanehan dalam bidang spiritual yang di miliki sejak masih kecil.

”Gus Edi Al Ghoibi, juga putra seorang Kyai, punya kelebihan yang tidak dimiliki oleh banyak orang,” tutur Abdul Karim yang juga teman Gus Ghoibi semasa belajar di Ponpes wilayah Widang Tuban.

Wukir Mahendra yang nama lain Gunung Lawu ini adalah tempat sakral yang sangat luar biasa, karena gunung Lawu adalah kerajaan pertama kali yg dipimpin orang dari kahyangan.

Pada masa Prabu Brawijaya V Raja Majapahit di abad 15. Banyak tempat tempat sakral diantaranya Sendang Drajad, sendang ini diyakini masyarakat bila ingin kesuksesan duniawi terkait pangkat,derajat, juga kemuliaan maka diadakan ritual mandi di sendang ini.

”Selain itu, ada juga goa yang di sebut Sumur Jolotundo menjelang puncak, goa ini sangat curam turun ke bawah dengan kedalaman 5 meter. Dan sumur ini jaman dulu digunakan untuk bertapa dan juga para guru guru memberikan wejangan kepada muridnya,” kata Gus Edi.

Selanjutnya Gus Ghoibi menuju Argodumilah atau di sebut Argodalem tempat ziarah, disinilah tempatnya Eyang Sunan Lawu, bertahta Raja terakhir Majapahit memerintah bangsa halus. Dan Argodalem adalah makam kuno tempat moksa sang Prabu Brawijaya.

Menurut Gus Ghoibi, penziarah wajib pisowanan ( upacara ritual ) sebanyak tujuh kali untuk melihat penampakan Eyang Sunan Lawu.

Setelah menjalankan ritual Gus Ghoibi dengan ketenangan jiwanya mampu bermediasi dengan Eyang Lawu untuk menjaga stabilitas negara pasca Pilpres dan untuk memastikan isyaroh yang akan jadi pemimpin di Tulungagung ke depan.

Pada saat Gus Ghoibi berbincang kepada para santri juga sahabatnya tentang hasil riyadhoh di Argodalem munculah suara lirih, wong kang biso ngayomi ing tlatah Tulungagung ugo kanggonan wahyu mahkuto romo kuwi wong kang wus tuwo ati lan pikire Ngger, lan ugo bakal kadunungan pusoko Tunjung Drajad lirik Pitu, Kuwi mengko bondo lan saronone bakal tinemu.

”orang yang bisa mengayomi di Tulungagung dan yang dapat pulung Wahyu mahkota rama itu orang yang tua hati dan pikirannya. Juga akan ditempati pusaka Tunjung Drajad lirik tujuh. Itupun nanti dana maupun sarana lainnya akan ketemu atau ada jalannya”(red).

Usai ritual dan mendapatkan bisikan tersebut, Gus Edi mengajak ke dua santri dan sahabatnya turun gunung untuk ke tempat sakral lainnya. (Red/JK)

Peristiwa

Diterpa Angin Kencang Atap Stadion Terbang, Tiga Kecamatan Terdampak, BPBD: Situasi Sudah Terkendalinya

Published

on

BLITAR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar bergerak cepat menanggapi bencana cuaca ekstrem yang melanda tiga kecamatan pada Selasa (14/10) sore.

Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan sejumlah kerusakan, termasuk lepasnya atap tribun Stadion Gelora Penataran di Kecamatan Nglegok.

Plt Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Bayu Purna, mengatakan pihaknya langsung menurunkan personel ke lapangan untuk melakukan asesmen dan penanganan darurat. Koordinasi dilakukan bersama perangkat desa, TNI, Polri, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan relawan IOF Rescue.

“Petugas langsung bergerak ke lokasi-lokasi terdampak untuk melakukan pendataan, evakuasi material, serta pembersihan pohon tumbang. Penyaluran bantuan darurat juga sudah dilakukan,” ujar Bayu dalam laporan resminya.

Cuaca ekstrem terjadi sekitar pukul 15.35 hingga 16.30 WIB dan berdampak di Kecamatan Nglegok, Garum, dan Kanigoro. Di Nglegok, atap tribun Stadion Gelora Penataran sepanjang 90 meter terlepas dan terhempas angin hingga ke halaman luar stadion, merusak taman serta fasilitas di sekitarnya.

Selain itu, bangunan parkir SMPN 1 Garum roboh dan menimpa dua sepeda motor. Teras salah satu ruang kelas di sekolah tersebut juga tertimpa pohon tumbang.

Sejumlah rumah warga mengalami kerusakan ringan akibat pohon tumbang di Dusun Tanggung, Kelurahan Bence, dan Dusun Pucungsari Lor, Desa Slorok.

Di Kecamatan Kanigoro, pohon tumbang menimpa rumah Mahmud dan Nafrika di Dusun Banjarejo. Petugas BPBD bersama relawan masih melakukan pemotongan batang pohon dan pembersihan sisa material.

BPBD Kabupaten Blitar juga telah menyalurkan paket makanan siap saji, terpal, dan family kit bagi warga terdampak. Hingga Selasa malam, seluruh titik kejadian dilaporkan sudah dalam pantauan dan sebagian besar telah tertangani.

“Situasi di lapangan sudah terkendali, meskipun beberapa titik masih membutuhkan penanganan lanjutan,” tambah Bayu.

BPBD mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem susulan, terutama bagi warga yang tinggal di wilayah terbuka dan dekat dengan pepohonan besar.(JK/Red)

Editor: Joko Prasetyo

Continue Reading

Jawa Timur

Upaya Agar Jalur Evakuasi Korban Robohnya Ponpes Al-Khoziny Terbuka, Tim SAR Brimob Polda Jatim Sisir Puing Bangunan

Published

on

SIDOARJO— Upaya penanganan pascarobohnya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo terus dilakukan.

Tim SAR dari Sat Brimob Polda Jawa Timur bersama petugas di lapangan kembali melaksanakan pembersihan puing-puing reruntuhan pada Kamis (2/10).

Proses pembersihan dilakukan secara intensif menggunakan peralatan manual seperti cangkul dan sekop, serta dibantu dengan alat berat untuk memindahkan bongkahan material yang berukuran besar.

Langkah ini dilakukan agar jalur evakuasi semakin terbuka sehingga pencarian korban bisa lebih cepat dilakukan.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast mengatakan pengerjaan pembersihan reruntuhan bangunan dilakukan dengan tetap hati – hati.

“Harapan kita puing-puing dapat segera disingkirkan sehingga tim bisa lebih leluasa melakukan evakuasi korban,” ujar Kombes Pol Abast, Kamis (02/10).

Sejak pagi hingga siang hari, petugas terus bekerja bergantian di area reruntuhan.

Meski kondisi medan cukup berat dengan banyak material beton dan besi yang berserakan, namun semangat personel di lapangan tidak surut.

“Personel Tim SAR Brimob Polda Jatim tetap fokus menuntaskan pembersihan demi mempercepat proses penyelamatan,” tambah Kombes Pol Abast.

Pantauan di lapangan, pelaksanaan kegiatan berjalan lancar tanpa kendala berarti.

Situasi di lokasi juga relatif kondusif. Warga sekitar yang menyaksikan turut memberikan dukungan moral kepada tim yang bekerja keras menyingkirkan puing-puing.

Dengan kolaborasi dan kerja keras tersebut, diharapkan pembersihan dapat segera rampung sehingga proses evakuasi korban bisa dilakukan lebih cepat dan optimal. (DON/Red)

Continue Reading

Peristiwa

Cuaca Ekstrem, Puluhan Rumah di Kepanjen Malang Diterjang Angin

Published

on

MALANG– Hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Minggu (28/9/2025) sore. Akibatnya, 21 rumah warga di Desa Mangunrejo mengalami kerusakan ringan pada bagian atap.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 15.15 WIB. Angin kencang menerjang beberapa RT di Dusun Mangir, Desa Mangunrejo, hingga membuat warga panik. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, mengatakan laporan kejadian awal diterima melalui layanan darurat Call Center Polri 110.

Personel Polsek Kepanjen bersama aparat gabungan langsung turun ke lokasi untuk membantu warga.

“Begitu laporan masuk melalui 110, tim gabungan dari Polri, TNI, BPBD, hingga pemerintah desa langsung bergerak melakukan penanganan. Kami pastikan respons cepat selalu diberikan untuk membantu masyarakat,” kata Bambang, Senin (29/9/2025).

Ia menambahkan, petugas bersama relawan telah melakukan pembersihan material serta memberikan bantuan darurat berupa terpal untuk menutup atap rumah warga yang rusak.

Selain itu, dilakukan pula pendataan untuk penyaluran paket sembako bagi keluarga terdampak.

“Kerusakan tercatat pada 21 rumah, kategori ringan di bagian atap. Untuk kebutuhan mendesak, sudah disiapkan terpal dan paket sembako agar masyarakat bisa tetap beraktivitas dengan baik pascakejadian,” jelas AKP Bambang.

Dalam penanganan kejadian ini, sejumlah unsur terlibat mulai dari BPBD, TNI-Polri, Muspika Kepanjen, Tagana, pemerintah desa, hingga kelompok masyarakat setempat.

Sinergi ini diharapkan mampu mempercepat pemulihan kondisi pascaangin kencang.

“Kami mengimbau warga tetap waspada terhadap cuaca ekstrem. Jika ada kejadian darurat, segera hubungi Call Center Polri 110 untuk mendapatkan respons cepat,” pungkas AKP Bambang. (DON/Red)

Continue Reading

Trending