Connect with us

Nasional

Divisi Humas Polri Goes To Campus Universitas Pancasila: Mahasiswa Sasaran Empuk Bandar Narkoba

Published

on

JAKARTA, 90 detik.com – Kepala Biro Pengelolaan Informasi dan Data (PID) Divisi Humas Polri, Brigjen Tjahyono Saputro mengungkapkan bahwa generasi milenial dan generasi Z menjadi sasaran empuk para pengedar dan bandar narkoba.

Hal itu dikatakan Tjahyono saat membuka kegiatan Sosialisasi Kinerja Polri kepada 350 mahasiswa Goes To Campus 2024, bertema “Mewujudkan Generasi Muda Sehat Tanpa Narkoba”, di Universitas Pancasila (UP), Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024).

Dalam sambutannya mewakili Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho, Tjahyono menuturkan bahwa kasus penyalahgunaan narkoba semakin meningkat baik dalam kuantitas maupun kualitas. Hal ini kata dia tidak bisa dinggap ringan terhadap ancaman bahaya nasional.

“Bahaya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja yang akan berdampak pada segala aspek kehidupan. Sama seperti generasi milenial, anggota Gen Z atau juga yang disebut zoomer memiliki risiko lebih tinggi terkena penyalahgunaan narkoba dibandingkan kelompok usia sebelumnya,” ucapnya.

Dibeberkannya bahwa berdasarkan hasil penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN) Bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, angka penyalahgunaan narkoba mengalami penurunan dari 1,95% menjadi 1,73% atau setara dengan 3,3 juta penduduk Indonesia yang berusia 15-64 tahun. Kendati demikian dari data tersebut juga menunjukkan adanya peningkatan signifikan pemakai narkoba pada kalangan umur 15-24 tahun.

Untuk itu pihaknya mengadakan kegiatan ini sebagai upaya preemtif dan preventif mencegah para mahasiswa sebagai penerus bangsa selamat dari bahaya narkoba. “Sosialisasi kinerja Polri bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang sehat dan bebas dari narkoba. Bahaya narkoba dapat menyebabkan kerusakan fisik dan mental, menurunkan prestasi akademik dan merusak hubungan nasional,” ucapnya.

Cegah Narkoba, Rektor UP Berlakukan Jam Malam

Sementara Rektor UP, Marsudi Wahyu Kisworo mengapresiasi kegiatan oleh Divisi Humas Polri di kampusnya ini. Dikatakannya, bahwa penyakit besar para generasi muda adalah narkoba, sedangkan untuk generasi tua yakni korupsi. Menurutnya sangat penting sosialisasi dari Polri untuk mencegah narkoba masuk ke dunia kampus.

“Sudah banyak alumni (UP) yang jadi pemimpin bangsa.Dan kita ingin mencetak bibit-bibit unggul, kita tidak mau pemimpin bangsa dikotori oleh narkoba pada masa mudanya,” ujarnya.

Oleh karena itu, sambung Marsudi, beberapa upaya preemtif telah dilakukan Universitas Pancasila yakni dengan membentuk satgas pencegahan dan memberlakukan jam malam. “Tidak ada lagi kegiatan usai jam 10 malam. Kita juga undang para alumni dan aktivisi untuk memberikan sosialisasi kepada para mahasiswa,” kata Marsudi.

Ketum GRANAT Tegaskan Narkotba Tiket Sekali Jalan Kehancuran

Dalam kegiatan ini Divisi Humas Polri juga membuka panel diskusi dengan mengundang tiga narasumber untuk memberikan edukasi mengenai bahaya narkoba. Ketiga pembicara yaitu Analis Kebijakan Madya Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Kombes Sucipta, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Anti Narkotika (DPP GRANAT) Henry Yosodiningrat dan Wakil Dekan Fakultas Psikologi UP, Aully Grashinta.

Henrry Yosodiningrat membuat 350 mahasiswa semester 2 yang hadir terdiam. Dirinya meminta para generasi bangsa ini untuk meresapi tanggung jawab yang diberikan dari orang tua untuk belajar dan mengejar cita-cita.

“Tidak semua dari keluarga yang mampu. Diantara kalian ada orang tua yang banting tulang, berhutang sana-sini gadaikan sawah untuk masa depan kalian. Tapi kamu pakai narkoba di kampus kalian akan jadi sampah yang tidak ada gunanya dan tidak punya andil untuk Republik Indonesia ini,” tandas Henry.

Dirinya mengingatkan kepada mahasiswa jika sudah mencoba dan ketergantungan sebagai pecandu dan pelaku tindak pidana narkoba, maka penyidik berhak mempidanakan. “Ini one way tiket, sekali mencoba tidak akan bisa kembali. Jangan mau meski gratis, harus menolak. Saya mau kalian menjadi pemimpin bangsa,” tandasnya.

Sedangkan Aully Grashinta berujar bahwa para mahasiswa memasuki tahap dewasa dan cenderung akan bertambah beban masalah yang akan dihadapi. Agar terhindar dari pergaulan yang tidak sehat jauhi narkoba, dirinya mengajak untuk mahasiswa melakukan kegiatan produktif seperti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

Menurutnya, sebagai orang yang berpendidikan tinggi sambung Aully, para mahasiswa bisa membedakan mana yang baik dan tidak. “Artinya berbagai kejahatan narkoba bisa kita serap dan analisa untuk terhindar narkoba,” ucapnya.

Dirinya berujar, sebagai mahasiswa unggul adalah yang bisa memanfaatkan waktu mudanya untuk hal yang produktif, memberikan manfaat untuk dirinya, keluarga dan masyarakat. “Satu dari keluarga kita kalau terkena narkoba, seluruh keluarga akan terdampak,” ujarnya.

Sementara, Sucipta mengungkapkan dari hasil penelitian BNN, bahwa lingkungan kampus rentan dari peredaran narkoba. Dirinya mengajak para rektor, akademisi, dosen dan mahasiswa untuk memerangi narkoba dengan melakukan pencegahan

“Teman-teman mahasiswa kalau ada yang melihat ingin atau pakai kasih tahu laporkan. Jadi peredaran narkoba dari awalnya gratis, ingin coba-coba, semakin penasaran mencoba ini yang harus jauhi,” ucapnya.

Ia mengajak para mahasiswa menjadi agen perubahan. Bilamana melihat ada teman yang terlibat narkoba untuk segera laporkan ke pihak yang berwajib. Para penyalahguna narkoba menurutnya adalah korban yang harus direhabilitasi agar bisa sembuh. (DON)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Jawa Timur

Aktivitas Penambangan di Bukit Bunda Blitar Dinilai Legal, Jaka Prasetya : Telah Memiliki Ijin Eksplorasi yang Sah 

Published

on

BLITAR, – Aktivitas penambangan di kawasan wisata Bukit Bunda, Desa Dawuhan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, mendapat sorotan terkait keabsahan perizinannya.

Namun, baik pihak pemerintah desa maupun perusahaan penambang menegaskan bahwa kegiatan tersebut telah memenuhi ketentuan hukum yang berlaku.

Kepala Desa Dawuhan, Ahmad Muhibbudin, mengonfirmasi bahwa perusahaan telah menunjukkan dokumen perizinan resmi saat melakukan sosialisasi di balai desa.

“Memang sempat ada sengketa dengan beberapa warga sekitar, tetapi pihak perusahaan telah menyerahkan salinan izin dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Secara legalitas, mereka memenuhi semua ketentuan,” ujar Ahmad.

Ia menambahkan bahwa meskipun desa tidak memiliki kewenangan dalam penerbitan izin tambang, pihaknya tetap berperan untuk memastikan keterbukaan informasi kepada masyarakat.

“Kami hanya menerima laporan dan dokumen dari pihak perusahaan. Mereka menyatakan bahwa seluruh prosedur telah dilalui sesuai aturan,” imbuhnya.

Jaka Prasetya, Humas Paguyuban Penambang Blitar Selatan, juga mengkonfirmasi bahwa aktivitas tambang di Bukit Bunda telah memiliki izin eksplorasi yang sah.

“Izin eksplorasi atas nama pemilik usaha, Siti Aminah, sudah diurus. Proses perpanjangan izinnya juga telah diajukan sejak 2023,” jelas Jaka.

Siti Aminah, pemilik tambang, menjelaskan bahwa semua kegiatan operasional tambangnya telah melalui prosedur resmi dan legal.

“Izin kami terbit atas nama perusahaan CV Aji Sakti Jaya dengan Nomor Induk Berusaha (NIB) 2903220023753. Kami menambang batuan gamping di area seluas 7,08 hektare,” terangnya.

Jaka Prasetya yang juga merupakan ketua LSM Gerakan Pembaharuan Indonesia (GPI) menegaskan bahwa seluruh operasional dijalankan sesuai regulasi, termasuk kewajiban penggunaan bahan bakar dan pembayaran pajak.

“Kami tidak berani menjalankan usaha sembarangan. Semua operasional dilakukan sesuai regulasi, dan pajak dibayarkan secara rutin,” tegasnya.

Dalam waktu dekat, Siti Aminah akan berkoordinasi dengan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Blitar terkait kewajiban retribusi pajak.

“Bapenda akan melakukan inspeksi lapangan untuk memastikan bahwa semua kewajiban perpajakan kami berjalan sebagaimana mestinya,” pungkasnya.(JK-Red)

Continue Reading

Nanggroe Aceh Darussalam

Dari Pasir Putih ke Piring: Pantai Lhok Bubon Aceh Barat Bangkit sebagai Destinasi dan Penggerak Ekonomi

Published

on

ACEH BARAT, – Di balik hamparan pasir putih bersih dan deburan ombak tenang Samudera Hindia, Pantai Lhok Bubon di Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat, tak hanya memanjakan mata.

Destinasi yang kian populer ini kini menunjukkan potensinya sebagai penggerak ekonomi masyarakat pesisir, menyongsong status sebagai calon objek wisata terindah di wilayah barat Aceh.

Setiap akhir pekan dan hari libur nasional, riuh rendah wisatawan lokal dan luar daerah memadati pantai yang terletak di Desa Lhok Bubon ini.

Mereka tak hanya datang untuk menikmati panorama alam yang masih asri dan berenang di perairan yang tenang, tetapi juga disuguhi kekayaan kuliner laut segar yang menjadi daya tarik unggulan. Puluhan warung milik warga setempat ramai melayani pengunjung yang ingin mencoba hidangan laut hasil tangkapan pagi.

“Keramaian di Pantai Lhok Bubon biasanya puncaknya mulai jam 2 siang sampai sore hari,” ujar Din, salah seorang pengusaha warung kuliner di pinggir pantai, kepada media.

Ia menegaskan keyakinannya akan masa depan pantai ini.

“Pantai Lhok Bubon ini calon objek wisata yang megah di Aceh Barat. Sudah ditata, pemerintah Kabupaten Aceh Barat sebelumnya,” jelas Din, mengacu pada upaya penataan yang telah dilakukan otoritas setempat.

Popularitas Pantai Lhok Bubon yang melonjak tidak lepas dari kombinasi daya tarik alamnya yang memukau dan pengalaman wisata kuliner autentik. Wisatawan seperti Rina, yang berkunjung dari Banda Aceh, mengaku terpesona.

“Selain pantainya yang bersih dan indah, ikan bakarnya di sini luar biasa segar. Langsung dari laut ke piring. Suasana warungnya juga sangat khas nelayan,”katanya.

Di balik gemerlap potensi pariwisata, harapan besar tertumpu pada pemberdayaan ekonomi masyarakat. Masyarakat setempat berharap Pantai Lhok Bubon tidak sekadar menjadi destinasi rekreasi sesaat, tetapi juga menjadi pusat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan bagi warga pesisir Samatiga.

Keterlibatan masyarakat lokal dalam penyediaan jasa kuliner dan usaha kecil menjadi kunci harapan tersebut.

Dengan segala potensi alam dan geliat ekonomi yang mulai terlihat, Pantai Lhok Bubon sedang menapaki jalannya untuk menjadi primadona wisata baru di barat Aceh.

Bagi para pencari ketenangan, keindahan pantai, dan kuliner laut khas Aceh yang tak terlupakan, Lhok Bubon menawarkan paket lengkap.

Momentum ini juga menjadi seruan bersama bagi semua pihak, pemerintah dan pengunjung, untuk turut serta menjaga dan melestarikan kekayaan alam ini demi warisan generasi mendatang.(Muhibbul/Red)

Continue Reading

Nanggroe Aceh Darussalam

Meriah! 350 Pemancing dari Seluruh Aceh Ramaikan Bhayangkara Fishing Tournament di Aceh Barat

Published

on

MEULABOH, – Suasana Pantai Lhok Timon, Gampong Suak Pandan, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat, tampak semarak pada Minggu (29/6).

Sebanyak 350 pemancing dari berbagai kabupaten di Provinsi Aceh ambil bagian dalam Bhayangkara Fishing Tournament yang digelar Polres Aceh Barat dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke-79.

Turnamen mancing tersebut dibuka langsung oleh Kapolres Aceh Barat, AKBP Yhogi Hadisetiawan, S.I.K., M.I.K., dengan mengusung tema “Mancing Sekedar Hobi, Silaturahmi yang Utama.”

Ajang ini tidak hanya menjadi perlombaan memancing, namun juga menjadi sarana mempererat hubungan antara kepolisian dan masyarakat, khususnya komunitas pesisir.

Kegiatan diawali dengan pembukaan dan casting perdana oleh unsur Forkopimda Aceh Barat sebagai simbol dimulainya turnamen.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Forkopimda dan tamu undangan lainnya, termasuk para pejabat utama Polres, para Kapolsek jajaran, serta perwakilan masyarakat pesisir.

Sebanyak 350 peserta dari berbagai komunitas pemancing meramaikan ajang ini. Mereka berasal dari Kabupaten Aceh Barat, Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh Jaya, dan Kabupaten Aceh Barat Daya.

Seluruh peserta tampak antusias mengikuti perlombaan yang berlangsung selama enam jam penuh di sepanjang garis pantai Lhok Timon.

Kapolres Aceh Barat AKBP Yhogi Hadisetiawan, S.I.K., M.I.K., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk pendekatan humanis Polri kepada masyarakat, sekaligus momen memperkuat silaturahmi lintas wilayah.

“Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin menunjukkan bahwa Polri hadir bukan hanya saat ada gangguan kamtibmas, tetapi juga sebagai sahabat masyarakat dalam kegiatan positif. Turnamen ini bukan hanya soal memancing, tapi juga menjaga keakraban, mempererat hubungan, dan membangun kepercayaan publik,” ujar Kapolres.

Ia juga berharap momen ini menjadi tradisi tahunan yang semakin mendekatkan Polri dengan masyarakat dari berbagai kalangan dan wilayah.

Setelah perlombaan usai, kegiatan dilanjutkan dengan penutupan dan penyerahan hadiah oleh Kapolres Aceh Barat kepada para pemenang. Tak hanya itu, panitia turut menyiapkan sejumlah doorprize menarik yang dibagikan melalui undian kepada peserta beruntung.

Bhayangkara Fishing Tournament pun ditutup dengan suasana hangat dan penuh kebersamaan, menjadi salah satu momen paling berkesan dalam rangkaian peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di wilayah Aceh Barat. (Muhibbul)

Continue Reading

Trending