Jawa Timur
Informasi Bocor, Dugaan Penghianatan Terhadap Keputusan Partai Gerindra Mengguncang Tulungagung

TULUNGAGUNG, 90detik.com – Skandal terkait indikasi pembajakan rekomendasi calon pemimpin oleh pihak yang tidak berwenang, serta dugaan pengkhianatan terhadap keputusan partai, mengguncang Partai Gerindra di Kabupaten Tulungagung.
Informasi bocor pada malam 17 Agustus 2024 mengemuka, menunjukkan sisi gelap di dalam internal partai tersebut.
Para relawan bersama PAC Gerindra mengungkapkan keheranan mereka atas rekomendasi yang diyakini bukan berasal dari kader lokal partai tersebut.
Sebuah laporan langsung dari seorang relawan hadir dalam saat penetapan rekomendasi tersebut, mengisyaratkan bahwa ada ketidakadilan dalam penggantian calon yang sebelumnya telah diumumkan.
Medhi, sebagai perwakilan PAC, mengecam tindakan ini dengan tegas, menyebutnya sebagai tindakan yang merusak komitmen dan integritas Partai Gerindra.
Ia pun mempertanyakan apakah ini merupakan pengkhianatan terhadap nilai-nilai partai yang selama ini dijunjung tinggi.
“Tindakan ini mencoreng komitmen dan integritas Partai Gerindra. Apakah ini suatu penghianatan ?”, cetusnya.
Mesin partai dan para relawan di Tulungagung menolak tegas perubahan yang terjadi, dan menuntut kejelasan serta keadilan dalam menangani situasi ini sesuai dengan prinsip integritas partai.
Selain itu, publik pun menantikan perkembangan lebih lanjut terkait skandal yang mengguncang partai tersebut.
Sementara itu, Sudarmaji, seorang relawan, juga menyuarakan kekecewaannya terhadap pergantian yang tidak adil tersebut, merasa bahwa konflik ini berpotensi mengganggu soliditas partai di tingkat daerah.
“Pergantian ini tidaklah pantas, padahal kami menyaksikan proses rapat cabang di Gedung Narita Tulungagung. Konflik ini berpotensi merusak keutuhan partai dan soliditas anggotanya didaerah”, ujarnya.
Lebih lanjut, perwakilan dari Relawan 08 Tulungagung (RATU) juga mengekspresikan kekecewaan serupa, khawatir akan dampak disintegrasi partai di level lokal.
Kendati demikian, pihak terkait dalam partai masih berusaha untuk mengklarifikasi kebenaran informasi tersebut kepada fraksi Gerindra.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi yang berhasil diperoleh melalui upaya telepon atau pesan WhatsApp.
Disisi lain, Ahmad Baharudin memberikan penjelasan terkait undangan yang diterimanya dari DPD Gerindra Provinsi Jawa Timur.
“Memang benar saya diundang oleh DPD Gerindra Provinsi Jawa Timur bersama Pak Gatut Sunu, untuk menghadap Ketua DPD, Sekretaris DPD, dan OKK Gerindra Provinsi Jatim. Disana saya langsung dipaksa untuk menjadi calon wakil Bupati dari Pak Gatut Sunu, tanpa pilihan lain selain menjadi calon wakil Bupati Tulungagung dari Gerindra, dengan Pak Gatut Sunu sebagai calon Bupati dari Golkar”, ungkapnya, Minggu(18/8).
Meski diundang untuk menjadi calon wakil dari salah satu petinggi partai, Ahmad Baharudin menolak tawaran tersebut dengan alasan pernah berjuang keras untuk partai ini.
“Saya tidak menerima tawaran tersebut karena saya pernah berjuang keras meningkatkan perolehan kursi Gerindra dari 5 menjadi 8 kursi, serta berjuang bersama untuk kemenangan Pilpres sebesar 68%”, imbuhnya.
Ia menegaskan sikap patuh pada keputusan partai, namun menyampaikan permintaan maaf atas ketidaksesuaian harapan dengan realita yang terjadi.
“Saya mohon maaf kepada teman – teman relawan dan masyarakat yang mendukung perjuangan ini, karena ini adalah keputusan Partai. Sebagai kader Partai, saya tunduk dan patuh pada keputusan partai dan berharap teman – teman mengikuti langkah saya, yang terpenting adalah mendukung kesuksesan Pilkada”, pungkasnya.
Dalam situasi yang rumit ini, partai dan pengikutnya diharapkan mampu menemukan solusi yang bijaksana demi menjaga keharmonisan dan kesolidan partai dalam menghadapi perhelatan politik yang akan datang. (Abd/Red)
Editor : Jk
Jawa Timur
Pasca Pidato Kenegaraan, DPRD Kab. Blitar Serukan Sinergi Eksekutif-Legislatif dan Berantas Tambang Ilegal

BLITAR – Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Blitar yang dilaksanakan untuk mengikuti pidato kenegaraan Presiden RI di HUT ke-80, pada Jumat (15/8), tak hanya diwarnai seruan sinergi eksekutif dan legislatif.
Usai mengikuti kegiatan tersebut Wakil Ketua II DPRD, Ratna Dewi Nirwana Sari dengan didampingi Wakil Ketua I M Rifa’i, menyinggung tegas soal tambang ilegal hingga merespons isu panas hubungan kurang harmonis antara legislatif dan eksekutif di Bumi Penataran.
Ia juga menyampaikan bahwa pesan utama pidato Presiden Prabowo Subianto menekankan kesatuan antara eksekutif dan legislatif.
“Keputusan legislatif tidak untuk melemahkan pemerintahan, tapi menjadi satu kesatuan. Kami di daerah wajib menyukseskan program prioritas presiden dengan tetap menyesuaikan kebutuhan rakyat,” ungkapnya saat menyampaikan keterangan pers pada awak media.
Terkait tambang ilegal yang disinggung Presiden, Ratna menegaskan pemerintah daerah harus bergerak sejalan dengan kebijakan pusat.
“Sudah ada regulasi baru agar Kabupaten Blitar bisa memaksimalkan APBD dari sektor tambang legal. Tambang ilegal jelas merugikan negara,” tegasnya.
Soal rumor hubungan kurang harmonis dengan eksekutif, Ratna memberi penegasan singkat, komunikasi dan sinergi tetap akan dijaga demi kepentingan masyarakat.
Sebagai informasi, rapat yang dipimpin Wakil Ketua I M. Rifa’i, Wakil Ketua II Ratna Dewi Nirwana Sari, dan Wakil Ketua III Susi Narulita Kumala Dewi ini dihadiri Bupati Blitar Rijanto, Wakil Bupati Beky Herdiyansyah, jajaran kepala OPD, Forkopimda, serta tamu undangan.
Rangkaian kegiatan ditutup dengan seruan semangat kemerdekaan dari pimpinan DPRD.
“Dirgahayu Republik Indonesia! Semoga semangat juang para pahlawan menginspirasi kita untuk terus bersatu dan membangun Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera,” pungkasnya.
(JK/Red)
Editor: Joko Prasetyo
Jawa Timur
Panggung Edukasi Njotangan Resmi Didirikan, Wadah Pembelajaran Inklusif dari SMKN 1 Rejotangan untuk Masyarakat

TULUNGAGUNG — Sebuah inisiatif inovatif dari Komite SMKN 1 Rejotangan resmi diluncurkan pada Kamis, 14 Agustus 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Pramuka.
Panggung Edukasi Njotangan, demikian nama gerakan tersebut diresmikan oleh Ketua Komite Sekolah, Kyai Samsudin, dan diserahkan langsung kepada Kepala SMKN 1 Rejotangan, Dr. Santika, S.Pi, M.Si, dalam sebuah acara yang penuh makna dan antusiasme.
Lahir dari gagasan sederhana namun bercita-cita besar, Panggung Edukasi Njotangan bertujuan menghadirkan proses belajar yang hidup dinamis dan menyatu dengan kehidupan masyarakat.
Terinspirasi dari pengamatan Dr. Santika terhadap keterbatasan kegiatan edukatif yang selama ini banyak terkungkung dalam ruang kelas dan forum formal muncullah ide untuk menciptakan ruang pembelajaran yang lebih terbuka inklusif dan memberdayakan.
“Kami ingin menciptakan ruang di mana siapa pun bisa belajar, siapa pun bisa mengajar. Pengetahuan tidak boleh dibatasi oleh sekat-sekat formalitas,” ungkap Dr. Santika dalam sambutannya.
Nama “Panggung Edukasi Njotangan” dipilih dengan penuh pertimbangan.
“Panggung” menggambarkan tempat mengekspresikan diri menampilkan karya, dan menyebarkan inspirasi, sementara “edukasi” mencerminkan semangat pembelajaran yang membawa perubahan positif.
Gabungan keduanya menjadi simbol ruang interaktif yang mengajak semua kalangan untuk terlibat aktif dalam berbagi ilmu keterampilan dan pengalaman.
Kegiatan ini dirancang sebagai program berkala yang tidak hanya bersifat edukatif tetapi juga kreatif dan menghibur.
Mulai dari diskusi interaktif demonstrasi keterampilan hingga pertunjukan seni yang sarat makna edukatif akan menjadi bagian dari sajian utama Panggung Edukasi.
Audiens tidak hanya menjadi penonton tetapi juga peserta aktif dalam proses pembelajaran.
Lebih dari sekadar acara, Panggung Edukasi Njotangan adalah sebuah gerakan upaya nyata untuk menjembatani kesenjangan antara pengetahuan dan kebutuhan masyarakat.
Dengan konsep yang fleksibel dan konten yang variatif, inisiatif ini diharapkan menjadi motor penggerak semangat belajar dan budaya berbagi ilmu di kalangan pelajar dan masyarakat Rejotangan secara luas.
“Kami ingin menunjukkan bahwa belajar bisa dilakukan di mana saja oleh siapa saja dan kapan saja. Setiap orang punya potensi untuk berdiri di panggung ini dan menjadi inspirasi bagi orang lain,” tambah Kyai Samsudin.
Ke depan, SMKN 1 Rejotangan berharap Panggung Edukasi Njotangan dapat menjadi simbol perubahan bahwa pendidikan tidak hanya soal kurikulum dan nilai tetapi juga tentang keterlibatan semangat dan keberanian untuk berbagi. (DON/Red)
Jawa Timur
Rapat Paripurna DPRD Blitar Gagal Gara-Gara Tak Kuorum, LSM LASKAR: Memalukan dan Rakyat Jadi Korban

BLITAR,- Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Blitar yang dijadwalkan membahas APBD Perubahan Tahun Anggaran 2025 di Graha Paripurna, pada Jum’at (08/08), terpaksa batal dilaksanakan.
Penyebabnya, mayoritas anggota dewan tidak hadir sehingga forum tidak memenuhi syarat kuorum.
Akibatnya, Bupati Blitar gagal menyampaikan penjelasan resmi terkait hal tersebut. Padahal, jajaran pejabat Pemkab Blitar hadir lengkap, mulai dari Sekretaris Daerah, kepala OPD, hingga staf ahli.

Suasana saat rapat paripurna, DPRD Kabupaten Blitar yang gagal terlaksana karena tidak kourum, (dok/JK)
Kondisi ini memicu kritik pedas dari Ketua LSM LASKAR, Swantantio Hani Irawan. Ia menyebut, mangkirnya para wakil rakyat di agenda sepenting ini adalah kemunduran serius dalam tata kelola pemerintahan daerah.
“Ini memalukan. Bagaimana masyarakat mau percaya kalau urusan sepenting pembahasan perubahan anggaran saja batal hanya karena tidak kuorum? Ini menyangkut hajat hidup rakyat,” tegas Tiyok panggilan karibnya.
Menurutnya, agenda ini merupakan pondasi penyusunan APBD. Jika pembahasannya molor, maka program pembangunan dan pelayanan publik berpotensi ikut tertunda.
“Rakyat memilih mereka untuk bekerja, bukan mangkir di saat dibutuhkan,” tambahnya.
Tak hanya itu, Tiyok juga menyoroti kabar adanya rumor “matahari kembar” di eksekutif hubungan panas antara bupati dan wakilnya disebut turut memperkeruh koordinasi dengan legislatif.
Bahkan, hubungan antara bupati dengan partai pengusung utama dikabarkan mulai renggang. Selain itu kegagalan rapat paripurna ini menjadi potret bagaimana tarik-menarik kepentingan politik kerap mengorbankan kepentingan publik.
”Amat disayangkan rakyat hanya jadi penonton dan masih menunggu realisasi pembangunan seperti perbaikan jalan, bantuan pertanian, dan pelayanan publik yang layak. Sementara para elit sibuk berkonflik, dan rakyat yang dikorbankan,” tegasnya.
Sementara, Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Supriadi, usai menutup acara tersebut mengatakan seluruh anggota sudah menerima undangan resmi jauh-jauh hari. Dan rapat akan dilaksanakan setelah menunggu dari Badan Musyawarah (Bamus)
“Sesuai tata tertib DPRD, karena jumlah anggota yang hadir tidak memenuhi kuorum, rapat ditunda menunggu keputusan Badan Musyawarah (Banmus),” ujarnya.(JK/Red)
- Budaya1 minggu ago
Marching Band Mustika Nada SDN 2 Karangrejo Kampak Trenggalek Bikin Heboh, Lantunkan Lagu “Cinderella”
- Investigasi6 hari ago
Skandal Pungli di Kawasan Pinka, Sedot Darah PKL, Diduga Libatkan Oknum Preman dan Pengurus Lama
- Nasional2 minggu ago
Harumkan Nama Tulungagung dan Jatim, SMKN 1 Rejotangan berhasil Sabet Medali Emas di LKS Nasional 2025
- Investigasi5 hari ago
Jalan Rusak di Tulungagung, Warga “Sulap” Jalan Menjadi Kebun Pisang
- Jawa Timur3 minggu ago
Mewakili Jawa Timur, SMKN 1 Rejotangan Berpartisipasi di LKS Nasional 2025 Bidang Elektronika
- Jawa Timur1 minggu ago
Rapat Paripurna DPRD Blitar Gagal Gara-Gara Tak Kuorum, LSM LASKAR: Memalukan dan Rakyat Jadi Korban
- Investigasi3 minggu ago
Kuasa Hukum Pokmas ‘Mergo Mulyo’ Desak DPRD Fasilitasi Hearing: Kantah Tulungagung Diduga Lindungi Mafia Tanah
- Nasional4 hari ago
Media Sosial Ubah Wajah Dakwah, Wakil Ketua LD PWNU Jatim: Mereka Merupakan Pahlawan di Era Digital